Hidup Sering Kali Tidak Baik-Baik Saja, Tapi Kita Bisa Menghadapinya

Buku ini ditulis agar memotivasi para pembaca untuk menjadi pribadi yang tangguh, solutif dan bermanfaat bagi sesama.

Hidup Sering Kali Tidak Baik-Baik Saja, Tapi Kita Bisa Menghadapinya


Semua orang hidup dengan ujiannya masing-masing. Ada yang diuji dengan pasangannya, ada yang diuji dengan orangtuanya, ada yang diuji dengan pekerjaannya, ada yang diuji dengan hartanya. Sesuatu yang selalu tampak baik-baik saja, teryata tidak benar baik-baik saja. 


Kita mungkin kerap melihat orang lain yang hidup tampaknya seolah baik-baik saja. Harta berlimpah, anak-anak sehat, tinggal di rumah bertingkat, setahun sekali pasti liburan keluar negeri. “Apakah mereka tak memiliki masalah? Kalau ada masalah, bagaimana mereka menyelesaikan masalah yang ada ?” 


Tapi ada juga orang yang hidup dengan masalah yang datang silih berganti. Ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Lantas, bagaimana kita menghadapi permasalahan yang muncul dalam kehidupan itu ? Bagaimana pula menjadi pribadi yang memiliki jiwa tangguh, berkarakter kuat namun juga dapat menjadi seseorang yangbermanfaat bagi sesama? 


Saya sarankan membaca buku berjudul ‘Hidup Seringkali Tidak Baik-Baik Saja, Tapi Kita Bisa Menghadapinya’ yang diterbitkan oleh Turos Pustaka. Buku ini ditulis berdasarkan kitab Izhatun Nasyi’in yang ditulis oleh Syekh Musthafa al Ghalayain, seorang ulama dan sastrawan dunia (1885 - 1944 M).





Syekh Mustafa lahir dan tumbuh di Beirut dan belajar pada beberapa ulama besar Lebanon seperti Syekh Muyiddin al-Khayyath, Syekh Abdul Basith al-Fakhuri dan Syekh Shalih ar-Rofi’i. 


Syekh Mustafa sebelumnya menulis rangkaian nasihat yang diterbitkan di koran Al Mufid  bertajuk ‘Nasihat untuk Kaum Muda’  yang mendapat respon positif dari pembacanya dan kemudian di usulkan untuk ditulis menjadi sebuah buku. Buku ini ditulis agar memotivasi para pembaca untuk menjadi pribadi yang tangguh, solutif dan bermanfaat bagi sesama. Buku ini juga bisa dikatakan dapat menjadi benteng pelindung generasi muda dari penyakit sosial dan pengaruh buruk pada masanya. 


Apa saja nasehat-nasehat yang dituangkan dalam buku setebal 388 halaman ini ? Dalam halaman 72 bab 17 berjudul ’Kebahagiaan Tidak Didapat dengan Berfoya-foya’. Bab tersebut bertuliskan tentang kehidupan mewah yang cenderung mengarah pada pemborosan yang berpotensi menyebabakan kebangkrutan. Dicontohkan tentang sejarah bangsa Romawi, Persia dan Arab yang pernah mencapai puncak kejayaan namun kemudian runtuh karena kehidupan mewah yang terlalu menuruti hawa nafsu. 


Lantas apa yang harus dilakukan? Jauhkan hidup dari kehidupan mewah dan hiduplah biasa-biasa saja agar tidak melampui batas. Kita pun disarankan untuk mewaspadai kesenangan dan kemewahan yang selalu menggoda hati. 


Dalam buku ini juga dibahas tentang bagaimana seseorang harus mengandalkan diri sendiri. Jadi, anak-anak harus dididik untuk mandiri dalam proses tumbuh kembangnya. Dan ini tentunya harus didukung kedua orangtuanya yang membiasakan anak untuk mandiri dalam segala hal. 


Ini tentunya diharapkan ketika anak remaja yang kuat dan mandiri dan bermanfaat bagi sesama dan juga mengabdi kepada bangsa. Karena menurut buku ini, ketika sejumlah pemuda mampu memperlihatkan kemandiriannya, terbentuklah sebuah bangsa yang layak untuk mewarisi bumi ini. 


Pentingnya memiliki pendidikan juga menjadi sebuah nasehat yang diutarakan Syekh Mustafa Al-Ghalayain dalam buku ini. Mengapa ? Pendidikan adalah proses penanaman akhlak mulia dalam jiwa-jiwa anak muda sehingga kemudian bisa terbentuk karakter yang mengkhasilkan kemuliaan, kebaikan. Anak-anak harus diajarkan sejak dini untuk berperagai baik dan mempelajari ilmu yang bermanfaat untuk masa depan. 


Benang merah dari buku ini menurut saya adalah pentingnya menyiapkan diri menjadi pribadi yang berkarakter kuat, berakhlak baik, bermanfaat bagi sesama, dan semua peragai baik lainnya. Karena jika ini tercapai, maka masalah yang muncul akan dihadapi dengan baik.






9 komentar

Avatar
Antung apriana 22/09/22, 18.36

Bukunya mirip-mirip kayak la tahzan gitu ya kayaknya, mbak yang memberikan banyak petuah bijak bagi kita dalam menjalani hidup berdasarkan qur'an dan hadist

Reply Delete
Avatar
Myra (Keke Naima) 22/09/22, 18.43

Selama masih diberi kesempatan hidup memang katanya setiap saat akan ada ujian. Tetapi, memang perlu juga membaca buku seperti ini. Semacam menjadi support supaya tetap tabah dan tangguh menghadapi ujian

Reply Delete
Avatar
April Hamsa 22/09/22, 18.48

Wah bukunya mayan tebal juga yaaa.
Ini kyknya bukunya nih full dengan nasihat berharga. Kyknya bakalan butuh membaca buku semacam ini juga utk memotivasi diri yang kadang lelah dengan kehidupan yang fana ini #tsaahh :p
TFS reviewnyaaa

Reply Delete
Avatar
Nurul Dwi Larasati 22/09/22, 19.03

Sepertinya isi buku ini banyak makna buat kehidupan, sangat berelasi dengan persoalan hidup. Setelah baca buku pasti jadi semacam terbuka pikiran kita.

Reply Delete
Avatar
Atisatya Arifin 22/09/22, 19.25

Baca sinopsis yang ditulis mbak Alida bikin aku tertarik untuk membaca buku ini lebih dalam soalnya pas banget ini isinya dengan kondisi yang aku alami. Ini bukunya bisa didapatkan di mana ya mbak? Apakah ada di toko buku atau harus beli online?

Reply Delete
Avatar
Maria Tanjung Sari 22/09/22, 19.56

Memang benar ya mbak, masalah setiap orang itu berbeda satu dengan lainnya dan cara kita memperlakukan masalah pun tidak sama. Ujian hidup membuat karakter manusia lebih kuat saya akui banget

Reply Delete
Avatar
Ratna Dewi 22/09/22, 21.37

Masyaallah isi bukunya. Mengajarkan kita buat mengajari adab sebelum ilmu ke anak ya. Sesuatu yang semakin langka di saat arus zaman menilai kesuksesan seorang anak bahkan dari angka-angka akademik. Judulnya juga menggelitik banget, bikin pengen ikutan baca juga.

Reply Delete
Avatar
lendyagassi 23/09/22, 00.05

Zaman sekarang langka banget yaa.. orang-orang yang berkarakter kuat, berakhlak baik, dan bermanfaat bagi sesama. Karena sudah bergeser ke arah persaingan secara akademik dan status sosial.

Semoga dengan memperkaya diri dengan membaca buku ‘Hidup Seringkali Tidak Baik-Baik Saja, Tapi Kita Bisa Menghadapinya’, kita semua kembali kepada fitrah manusia yang suka dengan kebaikan.

Reply Delete
Avatar
tantiamelia.com 23/09/22, 05.49

Menurut aku sih, tidak harus bermewah mewah tapi dengan hidup di liar kapasitas aja bikin kita jungkir balik loh menghadapi kenyataan!

Dan contoh ini buanyaaaak banget di sekitar kita!

Reply Delete