Hari Minggu Ala RT 15

Blog ini berisi tentang kisah perjalanan, catatan kuliner, kecantikan hingga gaya hidup. Semua ditulis dari sudut pandang penulis pribadi

Hari Minggu Ala RT 15



Tinggal di Jakarta selalu identik dengan kehidupan individual. Tetangga tak saling mengenal, pagar dan dinding tinggi menjadi penghalang menjali silaturahmi. Tapi ini tak berlaku di RT 015 Jakarta Timur. Berbagai kegiatan dilakukan untuk saling mengenal antar sesama. Seperti Minggu 1 Maret ini. Kegiatan utama sebetulnya gotong royong membersihkan kali di perumahan. Kegiatan gotong royong ini dilaksanakan oleh bapak-bapak. Namun, kalau sekedar gotong royong tentu saja tak seru. Maka tercetuslah ide melakukan bazar dadakan di balai di wilayah perumahan itu. Seminggu sebelum kegiatan, pemberitahuan kegiatan dilaksanakan. “Tak perlu masak di rumah. SIlakan bawa uang yang banyak untuk belanja di balai,” ucap Bu Titik di grup whatsapp RT.

Bagi warga yang hendak berpartisipasi menjual beraneka makanan harus memberitahukan terlebih dahulu ke panitia. Peserta gotong royong berhak mendapatkan hadiah kupon bebas memilih makanan di bazar dadakan itu. Hal ini tentu membuat para peserta gotong royong menjadi semangat berpartisipasi. Saat hari H, pukul 06.30 WIB dan sudah ada tiga ibu-ibu yang siap menjual makanannya di balai. “Saya sudah siap sejak pukul 05.30 WIB, “ kata Bu Agus yang menjual nasi uduk dan pepes ikan.


Semakin hari, ibu-ibu yang berjualan pun berdatangan. Maka, makanan yang tersaji pun beraneka rupa. Mulai dari pesmol ikan mas, ayam panggang, nasi uduk, pepes ikan, nasi kuning, pecel, gulai ikan, sopu jagung, kue hingga beraneka rupa rempeyek. Harga yang dijual pun terjangkau yakni mulai dari Rp 5000 hingga Rp 20 ribu.


Uniknya, ada beberapa makanan yang langsung ludes terjual walau penjualnya belum buka lapak. “Alhamdulillah laris,” kata bu Arif saat kue buatannya ludes hanya hitungan menit. Bu Karmin yang menjual pesmol ikan mas tersenyum bahagia saat mengetahui jualannya laku hanya dalam waktu setengah jam. “Kalau buat bazar lagi, saya bikin lebih banyak,” katanya. Para penjual tidak hanya menjadi penjual. Namun juga membeli makanan dagangan dari para ibu-ibu yang menjual makanannya. Jangan heran kalau melihat ada ibu2 yang datang membawa barang dagangan, namun pulang membawa barang dagangan warga lain.







Pak RT sempat panik saat tahu makanan yang dijual ludes dalam waktu singkat. “Wah, nanti kalau ludes sebelum kunjungan Kelurahan bagaimana,” katanya. Memang saat itu ada agenda kunjungan dari pihak Kelurahan. Tapi, para warga tampaknya tak ragu memburu makanan yang dijual. Ada yang menyesal tiba kesiangan karena beberapa makanan sudah ludes terjual. Kegiatan ini memang baru pertama kali dilaksanakan di perumahan. Minat para warga yang sangat besar tentu ada harapan kegiatan ini tetap dilaksanakan. Nah, menu makanan di perumahan RT tentu sudah bisa ditebak. Ada nasi uduk, pepes ikan, nasi kuning, dan …. Hihiii

コメントを投稿