Review Makan di Restoran Telaga Sampireun Depok

Keiginan untuk berjalan-jalan keluar kota menikmati pemandangan alam yang indah serta kulinernya yang lezat tampaknya harus ditahan karena pandemi yang belum juga pergi dari muka bumi ini. Saya tak tahu kapan bisa hidup normal seperti dulu. Tapi yang sebisa mungkin kami lakukan sekeluarga adalah melakukan penerapan protokol kesehatan untuk menjaga diri sendiri dan menjaga orang lain.

Kebiasaan makan di luar rumah pun harus dikurangi. Bukannya apa-apa, selain karena untuk menghemat juga berusaha untuk lebih banyak di rumah. Tapi awal April tepatnya pada 3 April 2021, saya sekeluarga mencoba makan di restoran Telaga Sampireun yang terletak di pusat kota Depok, Jawa Barat. Awalnya namanya Bumi Sampireun tapi berubah nama menjadi Telaga Sampireun. 

Sebetulnya saya sudah lama tahu ada restoran Telaga Sampireun di Dmall, Depok itu tapi tak tahu persis tempatnya seperti apa dan lokasinya dimana. Nah pas 3 April kami rencana awalnya mau mengantar barang ke kakak ipar yang ada di Depok. Tapi karena macet banget pas di perjalanan, kami memutuskan untuk mengirim bareng menggunakan ojek online saja.  

Pas perjalanan pulang ke rumah, saya melihat tulisan restoran Telaga Sampireun di Dmall, Depok. “Bap, coba sekali-sekali makan di sana ya yuk. Penasaran,” kata saya. Suami pun setuju dan langsung masuk ke Dmall. Saat di dalam Dmall, kami sempat bertanya-tanya dimana restoran itu berada. Teryata lokasinya di luar bangunan mall. Jadi tak perlu parkir di dalam mall juga malah lebih cepat karena lokasinya depat pintu parkiran luar mall.

Selain itu, makan bareng bersama dua anak sekaligus memberikan semangat karena dua anak gadis saya lagi jelang masa perjuangan belajar. Mba Farah persiapan jelang skripsi dan Dek Ayyas perjuangan ujian naik SMP. Jadi biar mereka semangat sebelum fokus belajar. Bismillah …

Suasana Restoran Telaga Sampireun Depok

Awal masuk kami mengikuti penerapan protokol kesehatan. Wajib cek suhu, pakai masker, cuci tangan pakai sabun. Dan yang buat saya kaget adalah alas kaki pun di semprot untuk mengurangi penyebaran virus corona.

Setelah masuk dan kaget teryata ada danau mini yang terletak di tengah dan dikelilingi saung-jauh. Di tengah danau mini itu ada air mancur kecil. Cukup menyegarkan mata. Nah di restoran ini ada tempat di dalam ruangan seperti rumah makan pada umumnya. Tapi ada juga ada saung-saungnya seperti yang saya katakan tadi.

Nah pas saya datang, banyak yang milih makan bareng di meja dan kursi yang tersediakan. Tapi saya mengusulkan untuk di saung. Saya sempat kuatir jangan-jangan kalau pilih makan di saung ada biaya tambahan tapi karena pengen nyantai dan merasakan suasana berbeda, saya kira saung adalah pilihan yang terbaik.

Dan ya benar pilihan saya. Saung yang tersedia hanya bisa dipakai selama dua jam karena teryata penggunaan saung itu gratis. Tapi saya nggak nanya kalau lebih dari dua jam apa ada tambahan biaya atau tidak.

Nah karena memilih saung, ini hanya khusus untuk kami sekeluarga saja.  Ruangannya kalau ditutup bisa sambil menyalakan AC. Tapi kalau mau menikmati udara terbuka, pintu yang menghadap danau mini bisa dibuka sehingga bisa menikmati hembusan angin.

Karena saung, kita makan sambil lesehan. Tempatnya bisa hingga 6 orang menurut saya. Saat makan, kami memilih untuk menutup pintu yang menghadap danau. Nah setelah makan, kami membuka pintu yang menghadap danau. Dan kami pun menikmati keindahan danau sambil memberi makan ikan koi yang jumlahnya puluhan. Kasih makan ikan ? Iya. Nyamannya di restoran ini adalah kita bisa memberi makan ikan dengan membayar Rp 5000 per kantong makan ikan.

Nah makanan ikan itu dikemas di kantong plastik warna putih dan diletakkan di dekat pintu. Jadi kalau mau kasih makan ikan nanti ambil saja dan bayar sekaligus membayar biaya makanan ikan. Pas kasih makan ikan, ikannya datang banyak bener. Ayyas bilang “Ummi kasihan ikannya lapar” karena setiap kali lempar makanan, ikannya langsung berebutan makan. Kegiatan memberikan makan ini satu sisi sangat menyenagkan bagi kami terutama anak-anak.

Review Kuliner Telaga Sampireun

Kami memesan menu makanan di restoran Telaga Sampireun yang bisa dinikmati bersama-sama. Soal harga ya relatif. Ada yang mulai harga Rp 15 ribu untuk makanan dan minuman. Saya lupa harga persis makanan yang saya pesan. Tapi seingat saya, saya memesan pecak ikan gurami, karedok, cumi bakar, tahu, tempe goreng dan dua sambal lengkap ddengan 4 nasi dan satu es jeruk, satu es teh manis dan dua teh tawar.

Cumi bakar ini harganya sama ama ikan gurame tapi porsinya sedikit yakni di atas Rp 100 ribu. Selain itu juga ada otak-otak yang disediakan jika mau. Saya lupa harga persisnya tapi kisarannya Rp 2000- Rp 5000 per buah.

Total harga untuk semua menu makanan plus makanan ikan sekitar Rp 500 ribu. Terkait pelayanan menurut saya terhitung cepat. Semua menu yang saya pesan tak lebih dari setengah jam sudah tersedia di meja makan.

Hanya saja seperti ikan gurami entah kenapa tak ada rasa panas. Tapi ukuran ikannya gede jadi kami puas juga makan berempat. Rasa sambal ikannya juga lumayan pedas dan sambalnya pedas. Padahal kami pesan dua sambal tambahan juga. Maklum penggemar makanan pedas.

Untuk cumi bakarnya menurut saya porsinya terlalu sedikit untuk makanan seharga Rp 100 ribuan. Tapi cuminya nggak alot tapi empuk sehingga enak dimakannya. Bumbunya juga meresap sempurna. Rasa karedok sama dengan rasa karedok pada umumnya tapi porsinya banyak sehingga kami bisa makan bersama-sama.

Buat saya, makan di restoran Telaga Sampireun ini seolah-olah berasa liburan karena suasananya yang tenang menyenangkan. Siapa yang mengira ada pemandangan danau lengkap dengan saung dan air mancur di pusat kota Depok yang terkenal macetnya ? Akses dari rumah saya pun tak jadi karena Bumi Sampireun ini terletak di Jalan Margonda, Depok.

Kalau ditanya mau datang lagi ke sana ? Saya bilang iya. Inginnya bawa anggota keluarga lengkap semua untuk menikmati kenyamanan tanpa harus berjalan jauh dan keluar kota.