Salam pandemi karena wabah virus corona ini, saya sudah dua kali ke dokter gigi. Padahal, saya takut ke dokter gigi. Tapi saya merasa harus ke dokter gigi karena untuk membersihkan karang gigi dan tambal gigi sekaligus menemani papa cabut dua giginya di dokter gigi.
Membersihkan karang gigi ke dokter gigi selama pandemi ini ? Bukannya itu nggak terlalu mendesak untuk dilakukan ? Jadi, sebelum pandemi saya sudah punya rencana untuk bersihkan karang gigi. Tapi teryata tertunda melulu. Dan pandemi pun datang.
Tapi kemudian saya pun memutuskan untuk ke dokter gigi bersihkan karang gigi selama pandemi. Saya ke salah satu klinik di Depok yang baru dibuka. Kliniknya masih baru dan bersih serta pelayanannya baik. Sebetulnya saya mau sekalian tambal gigi, tapi prosesnya lama sedangkan saya harus segera kerja. Akhirnya, rencana tambal gigi pun tertunda berbulan-bulan kemudian.
Suatu hari, papa nanya kalau mau cabut gigi harus kemana. “Chi, papa gigi udah goyang,” kata papa kepada saya. Saya coba hubungi dokter gigi di depan rumah dan teryata tak bisa. Satu sisi, dua gigi papa sudah goyang sekali dan harus dicabut.
Saya mengusulkan untuk ke Puskesmas terdekat. Tapi kemudian batal karena kuatir banyak orang. Akhirnya saya daftarkan ke klinik terdekat. Pagi hari saya ke klinik dan teryata pendaftaran harus dilakukan jam 13.00 via whatsapp. Tidak boleh sebelum pukul 13.00 WIB. Untuk dokter praktek pukul 17.00 WIB.
Akhirnya ke Dokter Gigi Saat Pandemi
Dan pas pukul 13.00 WIB, saya daftarkan papa ke dokter gigi. Tapi kemudian saya sekalian nanya apa bisa tambal gigi, katanya iya. Saya tanya juga apakah asuransi kesehatan bisa digunakan di klinik itu, katanya bisa. Alhamdulillah. Semua proses tanya jawab dilakukan melalui whatsapp. “Langsung datang ya karena sudah dilakukan pendaftaram,” kata petugas klinik. Alhamdulillah.
Tepat pukul 17.00 WIB saya sudah antri di klinik Budhi Pratama bersama papa. Sebelum masuk, kami berdua cuci tangan, di cek suhu tubuh dan di cek memakai masker medis atau tidak. Kami diminta naik ke lantai dua untuk antri di dokter gigi. Kondisi klinik sangat kosong. Di lantai satu hanya ada satu orang. Begitupula di lantai dua hanya ada satu pasien yang sedang menunggu.
Dalam sehari, dokter gigi hanya menerima tiga pasien. Papa pasien kedua dan saya pasien ketiga. Sebelum proses pencabutan gigi, papa saya di tensi. Dan teryata, tensinya tinggi 170. Kaget dong. Sambil diajak ngobrol, tensi lagi dan teryata masih tinggi. Ditanya apa pusing, katanya nggak. Mual? Nggak. Setelah ditanya, katanya takut cabut gigi. Oalah.
Mengapa tak boleh cabut gigi saat tensi darah tinggi ? Kata dokter, ini dikuatirkan akan ada pendarahan yang banyak saat gigi dicabut. Karena papa tak ada tensi darah tinggi, dokter masih sabar menunggu untuk tensi darah normal.
Akhirnya, saya beli air putih dan papa minum untuk menenangkan dirinya. Setelah tenang, di tensi lagi alhamdulillah tensi darahnya normal. Saya menemanin papa di dalam ruangan untuk menenangkan papa. Papa saya kelihatannya tenang tapi teryata dalam hatinya takut juga.
“Papa tutup aja mata jangan lihat,” kata saya ke papa. Akhirnya papa tutup mata. Dan dokter pun mencabut gigi papa. Cepat sekali dan papa tak terasa sakit. Setelah itu papa kumur-kumur dan kami diminta keluar untuk ruangan.
Saat duduk berdua, papa tanya “Chi, gigi udah tercabut dua-duanya?,” kata papa ke saya. Saya bilang iya dua gigi papa udah tercabut. Papa bilang tak terasa. Syukurlah tak papa.
Kemudian saya pun dipanggil untuk dilakukan tambal gigi. Papa menunggu di luar sambil bermain games kesukaannya di handphone. Saya karena takut pun memilih untuk menutup mata daripada harus lihat proses tambal gigi
Sebelum tambal gigi, gigi saya dibersihkan terlebih dahulu. Aih padahal baru beberapa bulan lalu saya bersihkan karang gigi. Tapi akhirnya dokter tetap bersihkan gigi walau sedikit sekali sebelum menambal gigi.
Proses bersihkan karang gigi ya seperti biasa. Ada ngilu-ngilu. Tapi saya berusaha tahan saja. Tak masalah. Lalu pas proses tambal gigi, saya diminta buka mulut agak lama. “Tahan dikit ya,” kata dokter. Mulut sempat agak capek mau nutup tapi masih bisa saya tahan deh mangap alias buka mulut supaya hasil tambalnya bagus.
Setelah itu, saya diminta untuk menutup mulut dan gigi atas bertemu gigi bawah. “Sudah enakan,” kata dokter. Saya bilang masih agak terasa janggak. Lalu di rapiin lagi oleh dokter gigi. Total proses tambal gigi saya mungkin sekitar setengah jam. Semuanya berjalan lancar. Alhamdulillah.
Dokter mengatakan kalau sebaiknya selama dua jam tak makan dulu sama sekali. Alhamdulillah saya sudah makan terlebih dahulu sebelumnya. Dan jangan terlalu makan makanan yang keras. Berapa lama gigi yang ditambal bertahan ? “Gigi asli saja bisa rusak makanya yang ini harus dijaga’, kata dokter.
Biaya cabut gigi di klinik Rp 300 ribu per satu gigi. Jadi biaya cabut gigi papa Rp 600 ribu. Sedangkan biaya tambal satu gigi Rp 400 ribu. Alhamdulillah untuk saya tercover oleh asuransi kantor. Oh ya ada biaya APD juga tapi saya lupa berapa, sepertinya Rp 50 ribuan.
Jika harus ke dokter gigi, jangan lupa pakai perlengkapan medis seperti masker medis. Cuci tangan terlebih dahulu dan tidak ke dokter gigi pada saat lagi sakit seperti panas atau flu.
Ada yang terpaksa harus ke
dokter gigi selama pandemi ?
makasih ya mba sharingnya. Aku perlu segera juga niiih ke dokter gigi huhuhu.. udah lama bangeet ngga cek dan bersihkan karang gigi, sejak awal pandemi cobaaa huhuhu
Reply DeleteIya aku awalnya tahan diri tapi ya gimana lagi. Hehhe
Reply DeleteUdh lama pgn ke dokter gigi, Krn anakku giginya udh banyak yg goyang mba. Gigi susu. Memang udh waktunya goyah. Tp ga lepas2. Si Kaka udh ngeluh Krn makannya jd ga enak. Apalagi ada yg berlubang :(. Tp dokter gigi yg didatangin pada nolak semua. Dan jujur akupun sbnrnya takut sih bawa si Kaka ke dokter gigi. So far dia msh mau coba goyangan trus sampe lepas sendiri. Dan utk yg berlubang, rutin kumur2 pake betadine. Setidaknya biar kuman mati lah.
Reply DeleteIya soalnya aku kuatir juga mba kalau makin parah, makin nggak enak di aku kesakitan :(
Reply Deletemba toss aku pun ke dokter gigi saat pandemi, tepatnya bulan desember 2020 kemarin buat scalling dan cabut gigi geraham
Reply DeleteIya daripada makin parah ya wes ke dokter aja :D
Reply DeleteSaya pengin bangeet tambal gigi nih mbak. Saat ini makan hanya bisa dengan satu sisi karena kalau pake sisi sebelahnya, makanan pasti nyangkut gara2 bolong.
Reply DeleteSemoga belum terlambat karena saya ga segera ke dokter gigi gara2 pandemi ini huhuhu
Nah iya mba. Sebaiknya ke dokter gigi tapi tetap penerapannya
Reply DeleteNah aku nih mau bawa anakku ke dokter gigi masih maju mundur hehe.. Salah satu dokter disini mensyaratkan harus rapid test dulu..
Reply Deletebagus ya dokternya, bukan dokter yang kejar setoran. Sehari cuma terima 3 pasien. Dan mau ngajak ngobol calon pasien biar tenang dan tensinya bisa normal lagi.
Reply DeleteAlhamdulillah lancar ya mbk, udah kebayang gimana deg degan ya pas mau copot gigi di dokter. Untungnya nggak banyak pasien jadi deg degannya cuma sebentar
Reply DeleteBelum pernah ke dokter gigi ketika pandemi. Tetapi adik dan ponakan di Jakarta cerita kalau ke dentist harus pakai baju APD. Semoga mba n papa sehat ya
Reply Deleteaku juga mupeng banget ke DokGi, tapi ngeri ngeri sedaapp mba
Reply Deleteeh, anakku kapan hari malah berani ke DOkGi.
emaknya yg cemen wkwkwk
Pandemi ini belum ke Dokter gigi, padahal mau juga buat bersihin karang gigi. Ada dokter dekat rumah, tapi rumahnya lagi direnovasi. Jadi deh mundur dulu karena tempat praktiknya belum ada
Reply DeleteAku mau bersihin karang maju mundur ummi hahaha yang udah ke dokter gigi pas pandemi tuh suami sama Neyna wkwkwk
Reply Deletejadi keingat (lagi) rencana ke Dokter ggigi yang tertunda karena covid. Dah hampir setahun rupanya, padahal ada gigi yg lubang ini. Aslinya saya masih belum PeDe ke dokter gigi, kecuali urgent. Smoga setelah vaksin nanti bisa segera ke dentist, amiin
Reply Deleteaku ingin bawa anakku ke dokter gigi buat tambal juga mbak tapi waktu konsul ke teman yang drg, dia bilang selama enggak urgent mendingan gak usah dulu. Yaudah deh aku bersabar aja karena anakku juga ga ada komplain ngilu atau apa.
Reply Deletekepikiran juga ke dokter gigi mba dah pada ngilu kayaknya tambalan kecil udah kebuka apa gimana jd ngeganggu...aku masih nahan2 terus nih mau ke dokter gigi...
Reply DeleteToss Mbaa, aku baru aja tadi pagi akhirnya memberanikan ke dokter gigi setelah setahun lalu beneran nggak berani kontrol dan ini karena gusi bengkak dan gigi bolong akhirnya memaksakan. . Alhamdulillah ternyata amaan
Reply DeleteHAhhaaaa, si papa kreatif banget nih sambil nunggu sambil main games, anak muda banget deh. Ahh, salut sama dirimu mak dan papanya yang udah kembali bersedia mengunjungi dokter gigi.
Reply DeleteAku belom pernah, nih karang gigi udah mulai berasa nih setahun lebih belom kontrol, padahal dr gigi langganan di depan rumah banget tinggal ngesot. Huhuu, masih belom pede dan si dokternya membatasi praktek, jadi ga pas dengan jadwal akoo.
Iya aku kalau buat kesehatan begini, utamain deh tapi satu sisi hindarin bepergian jika nggak penting
Reply DeleteKetakutan emang menambah tekanan darah, mbak. Ibuku malah tipr orang penakut dg dokter dan itu dokter apa saja. Hihihi. Btw, ketat juga dokter giginya dalam menerima pasien ya, mbak.
Reply DeleteAku juga udah harus ke dokter gigi nih mbak. Udah lama gak cek gigii, ya walaupun gak ada keluhan sakit siih
Reply Deleteanak sulungku beberapa bulan lalu juga ke dokter gigi mbak
Reply Deleteharus dicabut giginya
tapi berhubung klinik drg taat prokes, aku jadi nggak was was
Aku nih mba masih ragu Ada bolong Gigi ayas kayaknya mau d cabut aja deh klo perawatan males bol-bal ny itu bikin ragu. .tapi jadi gk khawatir baca ini
Reply DeleteGigiku mba yang ditambal. Bukan gigi Ayyas :D
Reply DeleteInsyaAllah dokter giginya jg paham lha, gak mau ambil risiko jd prokes di klinik biasanya jg ketat ya mbak.
Reply DeleteJd pengen ke dokter gigi jg buat beresin gigi huhu
Iyap bener banget mbaa
Reply DeleteAku iya iih...uda waktunya ke dokter gigi juga..
Reply DeleteTapi masih maju mundur cancik karena kudu bawa anak.
Jadi tahan-tahan-tahan, semoga sehat selalu.
Aku udah gatel pengin bersihin plak nih mba, ada hitam-hitam yang ga mau hilang di sela-sela gigi. Tapi klo kondisinya ga urgent gitu apa mendingan dipending dulu aja klaik yaaa
Reply DeleteDuh, berani ga ya aku ke dokter gigi buat bersihin karang gigi
Reply DeleteSoalnya udah ga nyaman rasanya setahun takut ke dokter gigi gara gara pandemi
Coba ah bismillah
Ngga semua klinik bisa melayani tambal dan cabut di masa pandemi. Kemaren saya ke klinik biasanya katanya blm bs melakukan tindakan kecuali darurat di kliniknya. Btw biaya mahal juga ya mba. Udah habis sejutaan tuh 🙈
Reply DeleteOh gitu ya. Mungkin pas di klinik dekat rumahku bisa mba. Iya begitulah mba biayanya :D
Reply Deleteseingatku anakku pernah mbak tambal gigi karena giginya bolong dan mengeluh kesakitan terus. Akupun rencana pengen bersihkan karang gigi karena mengganggu banget
Reply DeleteMba Al, aku juga ada rencana mau tambal gigi nih sekalian bersihin karang. Terakhir ke dokter gigi setahun lalu, ini juga masih maju mundur mau ke dokter gigi tapi kayanya emang harus karena udah ngilu
Reply Delete