Jas Hujan Ikul Indonesia

 Teman-teman mungkin masih ingat saya pernah menulis tentang jas hujan Ikul Indonesia di blog saya ini. Saya mengenal baik Mba Nilam Qalby, pemiliknya sejak tahun 2018. Awalnya saya mereview jas hujan perempuan miliknya yang dulu bernama Cablin. Jas hujan Cablin ini ringan, tahan air dan nyaman sekali digunakan. 

Kuasa Allah, saat kami menunaikan ibadah umrah sekeluarga di tahun 2018, saya bertemu Mba Nilam yang menunaikan ibadah umroh bersama suaminya. Bayangkan saja, rumah saya di Jakarta, Mba Nilam di Bandung, Jawa Barat tapi kami bertemu pertama kali di Madinah. MasyaAllah. Sejak pertemuan perdana itu, komunikasi antara saya dan Mba Nilam berjalan baik. 

Akhir tahun 2021, Mba Nilam mengabarkan kalau jas hujan merk Cablin yang dimiliki melakukan  rebranding. Jika sebelumnya bernama Cablin, berganti menjadi Ikul Indonesia. Saat tahu Cablin rebranding menjadi Ikul Indonesia, saya tak ragu dengan kualitasnya karena jas hujan Cablin yang saya miliki hingga kini masih awet dan bagus. 

Penasaran dengan jas hujan Ikul Indonesia, saya pun mencoba jas hujan Ikul Indonesia berwarna hitam dan biru. Proses pengiriman jas hujan menggunakan jasa pengiriman JNE yang mendukung UMKM untuk maju dan berkembang. 

 

Jas hujan Ikul Indonesia dari modelnya saja sudah sangat stylish. Bahannya premium dan tahan air. Pakaian yang dikenakan di dalam jas hujan tak akan terkena air karena memiliki fitur double seem sealed yang memberikan penguncian jahitan hingga dua kali sehingga ketahanan produk makin terjaga dan air tidak dapat menembus hingga pakaian. Saya tak salah jika memilih Ikul Indonesia menjadi jas hujan untuk saya gunakan kala hujan. 

Tentang Usaha Jas Hujan Ikul Indonesia 

Saya sempat bertanya kepada Mba Nilam mengapa dia memilih profesi sebagai pelaku UMKM (Usaha Kecil dan Menengah). Teryata sejak duduk di bangku SMA, ia sudah terbiasa berjualan. Bahkan kebiasaanya berjualan berlanjut hingga kuliah. Jika kebanyakan orang memutuskan menjadi karyawan swasta setelah lulus kuliah, ia berbeda. 

Selepas kuliah, ia memutuskan untuk memiliki usaha sendiri. “Saya memang ingin membangun bisnis sendiri,” kata Nilam. Untungnya, usaha ini didukung penuh oleh kedua orangtua. Bahkan suaminya juga mendukung usahanya dan berkolaborasi dengannya untuk mengembangkan jas hujan Ikul Indonesia. 

Pertanyaan berikutnya, mengapa memilih jas hujan sebagai pilihan usaha yang kemudian dikembangkan ? Menurut mba Nilam, Indonesia memiliki musim hujan dengan curah tinggi setiap tahunnya sehingga jas hujan merupakan sebuah kebutuhan. Desain jas hujan selama ini menurutnya terkesan old fashioned. “Kami ingin membuat jas hujan yang fungsional yang mendukung aktifitas sehari-hari, namun tetap syar’i,” kata Mba Nilam. 

Untuk memujudkan keinginan itu, ia melibatkan lima penjahit yang memproduksi jas hujan di Madiun, Jawa Timur. Selain itu, ia juga menjalin strategic collaboration dengan ahli yang sudah berpengalaman di bidangnya. Apa yang sudah dilakukan ini merupakan langkah yang tepat untuk mengembangkan usaha jas hujan miliknya. 

Dalam sebulan, sebanyak lima penjahit mampu memproduksi jas hujan Ikul Indonesia sebanyak 1000 hingga 2000 buah. “Sebulan, jas hujan laku 800 hingga 1200 buah,” kata Mba Nilam. Produk jas hujan yang diproduksi sebagian besar terjual di pulau Jawa dan beberapa kota lainnya. 

Namun memproduksi jas hujan ini bukan tanpa kendala. Sebagaimana pelaku usaha lainnya, ia mengaku sempat memiliki kendala dalam proses RnD material. Material yang digunakan untuk jas hujan Ikul Indonesia berasal dari bahan terbaik namun satu sisi juga harus terjangkau untuk masyarakat Indonesia. “Tapi dengan berjalan waktu, sekarang produksi berkolaborasi dengan pihak yang ahli,” tambah Mba Nilam. 

Mengapa memilih nama Ikul Indonesia ? “Ikul itu sebenarnya lebih ke kata keren atau cool. Bisa juga diartikan dengan kata dingin yang identik dengan cuaca yang nyaman bagi penduduk negara tropis,” katanya lagi. Harapannya, jas hujan Ikul Indonesia bisa memberikan rasa nyaman namun desainnya juga keren. Saya sih setuju dengan ini karena saya sudah merasakan kenyamanan menggunakan jas hujan yang membuat saya tak kegerahan. 

Kedepannya, ia berharap bisa terjual lebih dari 3000 jas hujan Ikul Indonesia. “Saya juga ingin launching produk terbaru  dan bisa membuka toko untuk penjualan jas hujan Ikul Indonesia,” kata Nilam. Ikul Indonesia diharapkan memiliki target pasar yang lebih luas dan produk yang variatif. 

Usaha jas hujan Ikul Indonesia merupakan salah satu usaha yang harus mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak. Saya yakin, ada banyak pelaku usaha yang membutuhkan dukungan. Apalagi dimasa pandemi seperti saat ini. Dengan memberikan dukungan kepada pelaku usaha, kontribusi terhadap roda perekonomian pun tetap berjalan. Ini tentunya membantu para pelaku usaha untuk bangkit dan berkembang. 

Oh ya, teman-teman bisa menuliskan pengalaman melalui JNE Content Competition 2 tentang kontribusi JNE sehingga menunjang kebutuhan gaya hidup di era digital dengan menjembatani kebutuhan stakeholder. Masih ada waktu hingga 31 Januari 2022 buat ikutan JNE COntent Competition ini loh.

Ada yang sudah ikutan?