Segala sesuatunya terjadi atas ijin Allah. Tahapan-tahapan yang saya
lakukan saat pelaksanaan umrah backpacker alhamdulillah mendapat respon positif
dari banyak orang. Tulisan saya
berdasarkan pengalaman saya. Banyak orang yang japri menanyakan mana yang lebih
baik, apakah semuanya dihandle oleh travel atau menggunakan Umrah Backpacker
(Ubepe). Kalau saya, semuanya tergantung pada diri sendiri.
Tulisan saya kali ini akan menceritakan tentang perjalanan umrah secara
bertahap mulai dari berangkat dari Jakarta, transit ke Kuala Lumpur hingga mendarat
di Madinah.
Tepat pada Kamis, 8 Maret pukul 01.00 WIB saya sekeluarga tiba di
terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Pesawat berangkat jam 5 pagi dan kami
teryata tiba terlalu cepat tapi ya alhamdulillah tak pakai adegan terlambat
karena ini perjalanan kami sekeluarga tanpa pendamping dari travel.
Di bandara Soekarno Hatta, kami janjian dengan Pak Ricky Dirgantara
salah satu jamaah Ubepe juga. Tepat pukul 03.00 WIB, kami melakukan self check in dan satu jam kemudian kami
antri memasukkan koper ke bagasi saat loket check
in dibuka. Selama proses menunggu ini, anak sempat tidur selama beberapa
jam dan kami bangunkan saat akan ke imigrasi.
Pas pemeriksaan di imigrasi, dua sambal botol tidak lolos karena
melebihi 100 ml. Saya agak heran karena sambal bukan dalam bentuk cair tapi
kenapa tak lolos ya. Sambal itu saya beli online dan baru datang siang harinya.
Akhirnya dipasrahkan saja daripada beradu argumen.
Usai pemeriksaan, kami agak terburu-buru untuk ke toilet dan ambil air
wudhu agar dapat melaksanakan shalat subuh di pesawat. Sebetulnya saya berharap
bisa shalat subuh dulu di bandara tapi teryata pukul 04.30 WIB kami sudah harus
memasuki pesawat.
Dari Jakarta, kami menggunakan pesawat AirAsia. Harga tiket AirAsia ini
sudah termasuk dengan harga paket umrah yang saya beli totalnya Rp 18,3 juta. Setelah menunaikan shalat subuh, saya langsung
tertidur sebentar. Tak lama, pramugari dan pramugara menyebut nama kami berenam
dan minta ditunjukkan tiket. Setelah itu, kami masing-masing diberikan paket
makanan dan minuman. Setelah clingak clinguk lihat kiri dan kanan, teryata tak
semua mendapat paket sarapan pagi ini. Jadi ya alhamdulillah kami tak perlu
lagi repot memikirkan sarapan.
Perjalanan hampir dua jam berjalan dengan lancar. Ayyas bahkan tertidur hingga
hampir tiba di Malaysia sehingga ia tak sempat sarapan (sarapannya saya bungkus
dan suap setelah tiba di bandara Kuala Lumpur).
Tiba di Bandara Kuala Lumpur
Awal memasuki bandara KLIA 2, Kuala Lumpur, saya langsung mencoba
mengaktifkan wifi bandara. Alhamdulillah langsung terhubung dan saya kabarkan
di grup bahwa kami telah tiba dengan selamat.
Sambil perjalanan menunju penggambilan bagasi, kami mendapat informasi
bahwa ada dua orang (suami istri). Belum sempat saya menghubungi mereka berdua,
eh teryata mereka pas ada di belakang saya. Karena mereka menggunakan seragam,
jadi lebih mudah mengidentifikasi. Alhamdulillah …
Kami ber-8 langsung menuju ke imigrasi dan naik KLIA Ekspress dengan
membayar 2 RM. Perjalanan dari KLIA 2 ke KLIA 1 hanya sekitar 10-15 menit dan
ada sensasi yang menyenangkan saat pertama kali naik KLIA Ekspress ini.
Istirahat di sebelah sini nyaman buat tiduran :) |
Setelah mengetahui loket check in Saudi Airliness, saya sekeluarga baru
sadar bahwa salah satu koper saya malah pecah. Duh, sedih karena ini koper baru
kami. Suami akhirnya diam-diam pergi membeli lagi koper di bandara seharga 300
RM karena katanya tak memungkinkan lagi untuk menggunakan koper lama kami.
Hikss ….
Awalnya kami sempat menunggu di kursi yang terletak di samping counter Saudi Airlines namun kemudian
kami berpindah ke depan Mushalla yang terletak di lantai yang sama. LOkasinya
agak nyempil tapi ada kursi jadi bisa buat tiduran dan tak perlu jauh untuk
shalat dan makan siang. Pas banget di sampingnya ada KFC yang menyediakan
makanan sekitar 14 RM sehingga kami pun bergantian membeli makanan.
Pesawat Saudi Airlines yang seharusnya terjadwal pukul 15.00 kemudian
delay menjadi pukul 17.00. Tiga jam sebelumnya, kami sudah check in.
Alhamdulillah kami check bersamaan sehingga tempat duduk kami pun berdekatan.
Setelah check in, kami langsung ke bagian imigrasi dan alhamdulillah
dipermudah.
Perjalanan Kuala Lumpur-Madinah
Kami menunggu tak sampai satu jam di bandara Kuala Lumpur. Saat kami
tiba, pesawat Saudi Airlines telah terparkir seolah bersiap menanti kedatangan
kami. Pesawat Saudi Airlines yang kami
tumpangi terdiri dari komposisi 3-4-3. Saya duduk bertiga dengan Bapak Suami
dan Ayyas. Sedangkan Pak Ricky dengan Mba Farah dan Mas Ghaffar.
Ayyas tampak antusias dengan mencoba bermain games di layar yang ada di
depannya. Ia pun mencoba berulangkali aneka permainan dan menonton film.
Sedangkan saya? Berusaha untuk tidur karena lebih berharap perjalanan ini bisa
saya lalui dengan tidur. Dalam perjalanan, pramugari menawarkan Bapak Suami
untuk menggunakan kursi penumpang yang teryata kosong.
Alhamdulillah menyenangkan perjalananya |
Kesempatan ini diambil oleh Bapak Suami yang memilih duduk tepat di belakang kursi saya agar Ayyas tidur lebih nyenyak dan pulas. Sebetulnya bapak meminta saya duduk menemaninya biar kayak suami istri :p, tapi saya nggak enak membiarkan Ayyas yang tidur di pangkuan bisa terbangun. Tapi yang terjadi, saat ada turbulensi, kami berdua saling berpegangan tangan. So Sweeet ….
Terpisah tempat duduk |
Setelah perjalanan lebih dari 9 jam, alhamdulillah kami pun tiba di
bandara Madinah Amir Muhammad bin Abdul Aziz. Ini pertama kali saya mendarat di
bandara ini dan alhamdulillah bandaranya masih bersih dan nyaman. Kami tiba di
bandara Madinah sekitar pukul 8 malam (Sekitar jam 12 malam waktu Jakarta).
Pukul 8 tiba di bandara Madinah kondisi agak ngantuk dan Ayyas terlihat
capek. Apalagi antrian di imigrasi sangat penuh dan panjang. Alhamdulillah
Allah memberikan kemudahan bagi saya dan Ayyas untuk memotong antrian sehingga
tak terlalu lama mengantre. Bahkan dalam antrian itu, saya sempat ngobrol dengan calon jamaah lain dan sempat
menawarkan kami minum.
Proses di keimigrasian berjalan dengan lancar, tak ada kendala berarti. Alhamdulillah
saat proses imigrasi selesai, koper-koper kami teryata telah diletakkan di
suatu tempat. Pas banget Pak Mustafa dari pihak Ubepe mengatakan kalau ada yang
menawari untuk di urus kopernya bilang saja tak usah karena kuatir akan
dimintain uang. Nah pas kami akan menggambil koper, beberapa orang menawarkan
diri untuk mengambil koper dan kami tolak.
Saya langsung terhubung dengan sopir bus yang menunggui kami di luar
bandara. Sopir busnya berasal dari Madura dan ramah. Kami pun di antar menuju
hotel ODST yang terletak sekitar 150 meter dari Masjid Nabawi. Sekitar pukul 11
malam, kami tiba di hotel ODST dan langsung makan malam (disediakan travel
dalam bentuk nasi box), dan kami
istirahat agar bisa melakukan ibadah shalat di Masjid Nabawi. Alhamdulillah … Semuanya
dimudahkan …
wah sambelnya terus dikemanain ummi?iya yah padahal bukan cairan kok iso diambil..koper pecah pun mungkin dilempar2 y ummi tp alhamdulilah yah perjalanannya lancar 😻
Reply DeleteDi buang, Bun. Lalu aku sedih :(
Reply Deletetapi ambil hikmahnya juga kuatir kalau makan sambal kebanyakan bisa sakit perut :p
Rasanya seperti ikut menikmati perjalanan mba Al. Semoga aku bisa datang ke baitullah yaa
Reply DeleteAamiin, mbaa. Semoga suatu saat nanti ya mba :)
Reply DeleteAlhamdulillah dilancarkan, Mbak. Jadi sambal juga gak boleh, ya? Harus sachet kali, ya?
Reply DeleteIya tuh sambalnya entah kenapa ga lolos. Alasannya lebih dari 100 ml :(
Reply DeleteWah ada turbulensi juga ya, Mba Al. Enaknya lgsg ke Madinah ya. Jadi hemat waktu. Dan waktu ibadahnya makin banyak. Puas.
Reply DeleteNah itu dia, mba Ade. Aku senang banget. Alhamdulillah mbaa
Reply Deletejadi mo umroh backpacker. semoga dipermudah jadi bisa ke tanah suci
Reply DeleteAamin mba Hanni :)
Reply DeleteAlhamdulillah barokallah mbak alida dah diperkenankan menginjak tanah para nabi. aku jg mau deh
Reply DeleteSama aku yuk, mba Leylaaaa :*
Reply DeleteAlhamdulillah, aku nunggu kesiapan mental bange yang jelas. Apalagi mengajak Babam tapi kalau niatnya baik Insha Allah aman dan tentram yah.
Reply DeleteSegalanya semoga dimudahkan perjalanannya ya mbaa :)
Reply DeleteAku selalu merinding baca kisah perjalanan religi. Ditunggu lanjutannya mba
Reply DeleteTerima kasih telah mampir dan membaca ya mba :)
Reply DeleteAlhamdulillah mbak, kapan ya bisa umroh bareng keluarga
Reply DeleteHayuk mba Tati. Semoga kita dimudahkan ya mbaa. Aamiin
Reply DeleteWah sampainya di madinah langsung ya, mbak bukan di jeddah. Semoga nanti saya bisa ke sana lagi bersama keluarga
Reply DeleteIya alhamdulillah mba. Itulah yang bikin senang juga. tak perlu capek juga :)
Reply DeleteAamin doanya ya mbaa
Ya Allah...
Reply DeleteBaca ini kok airmata saya jatuh ya...seakan membayangkan saya berada disana. Semoga suatu saat saya bisa mengunjungi Baitullah...Amin
Ya Allah Mak Tinaa. Aku padamu, Maakk :*
Reply DeleteAku makin tertarik nih dengan umroh backpacker. Smoga bisa terlaksana thn dpnlah, Amiin krn tahun ini fokus ke haji orangtua dulu. Setelah itu mulai deh colek colek Mba Al utk ngepoin umroh backpakeran wkwkwk
Reply DeleteAaamin, Mba Dewi. Semoga dimudahkan ya mbaaa
Reply DeleteAlhamdulillah, bisa umroh sekeluarga, ya! Orang tua saya juga abis berkunjung ke tanah suci, tapi sayang saya belum berkesempatan :'D Semoga bisa umroh backpacker atau umroh bersama semua anggota keluarga :)
Reply DeleteAamin insyaAllah suatu saat nanti ya mbaa :)
Reply DeleteWah sambelnya gak boleh dibawa ya.
Reply DeleteOoo jd sebaiknya koper2 diurus2 sendiri ya mbak?
Untung perginya sekeluarga ya jdnya gak terlalu repot masalah koper.
Tengkyu sharingnya mbak Al.
Iyaa aku lebih nyaman pas check in urus koper sendiri karena bisa duduk dekat dekatan mbaa
Reply Deletewah harus bisa mandiri ay kalau bacpakeran spt itu, kalau ikut travel kan tinggal duduk manis
Reply DeleteIya mba. Menyenangkan kok, mba :)
Reply DeleteSeru yaa Umrah ala backpacker, tapi bukan berarti hanya bawa tas ransel doank kan hehe. Barang bawaannya pasti segambreng juga :)
Reply DeleteIyaa mba. Alhamdulillah praktis :)
Reply DeleteWah... aku bacanya sampai terharuuu nih. Bersejarah banget kayaknya dari awal hingga akhir tulisannya hehe. Mulai sambal sampai pecah kopor trus kudu beli baru 300 RM yah 😊 Itu jadi ga semua dpt sarapan? Alhamdulillaah mb Al dapat ya. Papanya dan si kecil keliatan bahagia banget. Mb Al juga. Mudah2an aku sekeluarga juga bisa umroh suatu hari nanti kayak mb ya aamiin.
Reply DeleteIyaa pas itu aku dapat sarapan, mba. Alhamdulillah jadi nggak perlu ribet :)
Reply Delete