Akhirnya saya naik kereta api lagi dari Jakarta ke Surabaya!
Dalam setahun, alhamdulillah dua kali saya naik kereta api dari Jakarta ke Surabaya. Lebaran tahun 2023 ini saya sekeluarga dapat rejeki naik kereta api ke Surabaya secara gratis. Akhir November untuk menghadiri pernikahan sepupu, saya memilih naik kereta api ke Surabaya.
Awalnya saya akan naik kereta api sendiri, tapi kemudian menyusul papa jadi ikut ke Surabaya. Alhamdulillah bersyukur selama perjalanan 10 jam bersama papa ke Surabaya. Harga tiket kereta api yang saya beli untuk perjalanan kereta api ke Surabaya adalah Rp 530 ribu.
Ini harga kereta api eksekutif termurah untuk keberangkatan 26 November 2023. Saya sebetulnya kurang familiar dengan nama kereta api Pandalungan. Begitupula adik yang memesan tiket kereta api buat saya. “Tapi kalau dilihat dari reviewnya, bagus juga kereta api Pandalungan ini, Chi,” kata adik saya.
Baiklah bismillah saya pun memesan dua tiket pergi ke Surabaya bersama papa, berangkat pukul 20.00 WIB di stasiun Gambir Jakarta dan tiba pukul 07.00 WIB di stasiun Gubeng, Surabaya.
Selepas pulang kerja, pukul 17.00 WIB saya keluar rumah naik taksi online bersama papa. Kondisi kala itu lagi hujan deras sehingga harga tarif taksi yang semula Rp 110 ribu menjadi hampir Rp 200 ribu. Hampir dua kali lipat. Ya sudahlah!
Perjalanan ke stasiun Gambir lancar tanpa kendala.
Baru tiba di stasiun Gambir dan hendak mencetak tiket, saya dikejutkan pertemuan dengan dua teman blogger yakni Mas Jo dan Mas Uwan yang hendak kembali ke Jawa Timur setelah selesai menghadiri acara di Jakarta. Kejutan lainnya, kami naik kereta yang sama walaupun berbeda gerbong. Alhamdulillah bisa silaturahmi walaupun hanya sebentar.
Setengah jam sebelum keberangkatan, saya dan papa menuju peron stasiun untuk persiapan. Tak lama kemudian, kereta api Pandalungan pun tiba. Sebelumnya saya tanya-tanya juga ke petugas harus naik dari gerbong mana.
Menghabiskan Waktu Selama Perjalanan Naik Kereta Api
Saat tiba di dalam gerbong tiga, pencahayannya terang. Lantainya bersih. Tempat duduknya di setting dua-dua. Dua di kiri, dua di kanan. Saya duduk bersama papa. Kereta belum jalan, saya dan papa sudah sibuk makan di kereta. Papa nggak mau bawa nasi. Jadi saya sediakan roti-roti untuk dinikmati selama perjalanan karena papa lebih suka makan roti.
Saya juga bawa teh panas di tumbler kecil dan dua gelas kecil. Jadi kalau papa mau teh panas untuk menghangatkan badan, bisa dinikmati. Tapi ada juga air putih. Usai makan roti dan minum, kantukpun tiba.
Pukul 21.00 WIB, kantuk semakin tak terelakakan. Papa lihat ada kursi kosong dan memutuskan untuk istirahat di kursi kosong itu. Selimut yang diberikan, papa gunakan untuk menutup seluruh tubuhnya. Papa terbiasa tidur dalam keadaan mati lampu. Sedangkan lampu kereta api menyala. Saya sempat lihat papa tidur karena kuatir ketutup selimut malah susah bernapas. Tapi setelah saya rasa aman, saya pun tidur dan meniru cara papa tidur yakni menutup badan hingga kepala dengan selimut.
Berhasil, saya bisa tertidur karena saya pun kalau tidur selalu dalam keadaan lampu padam. Alhamdulillah.
Pukul 03.00 WIB saya terbangun dan kemudian menunaikan ibadah shalat malam. Alhamdulillah pas masuk toilet, toiletnya bersih dan tidak bau. Airnya juga mengalir lancar. Sengaja saya pakai sandal jepit untuk memudahkan saya mengambil air wudhu di toilet kereta api.
Mata pun masih terjaga dengan memperbanyak mengaji hingga adzan subuh datang dan saya menunaikan ibadah shalat subuh. Saya pun membangunkan papa untuk shalat subuh.
Usai menunaikan shalat subuh, saya tak kuasa menahan kantuk. Tidur sejam, terbangun dan melihat pemandangan sawah hijau sepanjang perjalanan. Pemandangan yang menyenangkan. Kami tak sarapan karena sudah berharap sarapan nasi kuning Avon ambon yang enak. Ini makanan kesukaan keluarga kami sejak di Ambon dan kemudian mereka pindah ke Surabaya.
Pukul setengah tujuh pagi, Ir, adik saya menghubungi katanya sebentar lagi tiba di stasiun untuk penjemputan. Selesai ngobrol dengan adik, ada informasi bahwa kereta api akan segera tiba di stasiun Pasar Turi. Saya pun meminta papa bersiap-siap. Saya juga telepon adik.
Tapi respon adik saya bikin saya kaget. “Chi, Chi turunnya di stasiun Gubeng. Bukan di stasiun Pasar Turi. Masih satu stasiun lagi,” kata adik saya sambil tertawa. Oalah. Untung aja belum turun dari kereta api. Hehehhe.
Alhamdulillah tepat pukul tujuh pagi, saya dan
papa tiba di stasiun Gubeng, Surabaya. Adik saya beserta istri dan dua anaknya
sudah ada di stasiun dan menjemput kami dengan penuh kebahagiaan.
Duuuuh aku pun skr jadi sukaaa mba naik KA kalo cuma area Jawa. Krn lebih nyaman kan, lebih murah pula drpd naik pesawat. Tempat duduk luas, apalagi ada kelas luxury nya juga utk rute Surabaya. Pgn cobain.
Reply DeleteSuami masih blm bisa cuti sih, padahal pengen ajakin anak2 naik KA nanti pas liburan 😄. Seneng pasti
Keretanya cukup lega ya maaaaak.. alhamdulillah bersih dan cakep juga, jadi insyaaAllah nyaman walaupun 10 jam di perjalanannya yaaaaa.. seru juga naik kereta ke Surabaya, pemandangannya cakeppp
Reply DeleteSaya kok ga familiar dengan nama keretanya ya, Pandalungan, tapi untuk KA eksekutif murah juga harga tiketnya. Alhamdulillah ya Mbak, perjalanan bersama Papanya lancar, bisa istirahat dan sampai Surabaya dengan selamat
Reply DeleteMbaa salam buat papa .. ya Allah masih bisa kondangan sama papa dan dekat dengan papa tuh masya Allah mba rezekiiii. Aku jg baru tau ada kereta dengan nama itu loh mba. Pengin ke Jatim keretaan, belum pernah.Btw ini ketemu mas2 bloher di stasiun dr Jkt ya, jadi silaturahim.
Reply DeleteWah kok bisa kebetulan sekali sih Mbak Al bisa ketemuan sama Mas Jo dan Mas Uwan. Aku membayangkan perjalann 10 jam tapi kalau naik KA pasti enak banget, beda sama naik bus, duh badan sakit semua, wkwkk
Reply Deletewaduh mba waktu perjalanan 10 jam lumayan juga ya, alhamdulillah sekarang kereta lebih nyaman dan aman
Reply DeleteBagian kaki di kereta lega juga ya. Minimal gak nekuk. Buatku masih oke buat tidur. Perjalanan 10 jam itu kan lama banget. Well, aku kalau naik kereta kayanya bakal masang alarm supaya gak kelewatan stasiun, hehehe
Reply DeleteMasya Allah ceritanya menyenangkan mba, walau belum pernah naik kereta ke Surabaya, tapi beberapa waktu lalu aku ke Jogja naik kereta dan rasanya menyenangkan. betul betul menikmati perjalanan dengan kereta yang nyaman deh rasanya
Reply DeleteLho November kemarin ke Surabaya?
Reply DeleteKok gak ketemu ya kita?
Hmmm next kalau ke Surabaya info ya Mbak
Siapa tahu bisa nongkrong dan ngopi bareng
Setelah penat perjalanan kereta
Mbak, bisa-bisanya kepikiran sholat malam juga meski di perjalanan. Keren banget kamu mbak, ahh aku jadi makin ngefans sama maketu idaman. Alhamdulilah, nyaman naik kereta. Lihat papa juga menikmati perjalanan jadi ikut adem ya lihatnya. Btw kog papa ga pakai jaket mbak? aku aja suka dingin lho ga kuat kalau ga pakai kaos kaki dan jaket selama di kereta huhu.
Reply Deletemahal juga ya bun tiketnya naik kereta. hampir sama kayak naik pesawat ga sih? naik kereta apinya untung malem hari. jadi nggak terasa 10 jam.
Reply DeleteBaru dengar ada kereta namanya Pandalungan mbak. Bisa nih jadi alternatif kalau mudik ke Surabaya.
Reply DeleteAku kalau perjalanan malam wes bobo aja kyknya tau2 nyampek.
Tapi kalau berangkat pagi biasanya anak2 excited melihat pemandangan sekitar yang bisa dilihat dari jendela KA.
wah aku belum pernah nih mbak naik kereta dari jakarta ke surabaya. pernahnya dari yogya ke surabaya kemarin itu. naik kereta sekarang memang lebih nyaman ya dibanding beberapa tahun sebelumnya
Reply DeleteBaru tau nama keretanya mbk, pandalungan. Sejak nikah aku belum pernah baik kereta lagi, kangen banget naik kereta. Apalagi kereta sekarang udah bagus ya mbk
Reply DeleteSenengnya waktu liburan dapat tiket gratis. Senangnya bisa naik kereta bareng ayah. Saya udah lama nggak naik kereta api Mba, dulu pernah naik kereta ke Bandung-Semarang sekitar 8jam. Kayanya kalau ke Surabaya sekitar 10 jam atau lebih dari tempat tinggal saya.
Reply DeletePas lihat foto yg pake sarung kok kayak mas Uwan ternyata bener ya :). Sekarang naik kereta super nyaman ya mba
Reply DeleteAwalnya pas lihat foto maketu tak pikir ini mau acara blogger loh, karena kok ada Uwan. Ternyata pertemuan tak sengaja dan malah jadi satu kereta ya. Kalau naik kereta aku pun lebih senang ambil yang malam hari karena biar bisa bobo.
Reply DeleteKapan ya di kalimantan ada kereta api, hahaha. Kami kalo naik kereta harus ke jawa dulu. Oh ya, aku pun gak familiar dengan nama kereta ini, well noted utk reviewnya
Reply DeleteRinduuu naik kereta api nih aku. Dah lama banget gak bepergian naik kereta. Paling jauh hanya Purwokerto - Jogja dan sebaliknya.
Reply DeleteSekarang banyak juga nama kereta api. Ada nama Pandulangan. Apalah aku yang cuma tahu Gajayana, Purwojaya, dan sejenisnya. Hahahaha.
Aku juga baru dengar nama kereta Pandalungan, sepertinya memang banyak jenis kereta eksekutif baru yang beroperasi pasca pandemi. Saya termasuk yang jarang naik kereta eksekutif, baru sekali malabar pas ke yogya hehe
Reply Deleteduh cita-cita banget nih mba bisa naik kereta Jakarta - Surabaya, pertenaghan tahun ini sebenarnya sdh mau , eh batal deh gegara ada acar alain. semoga bisa nyobain nih suatu saat naik kereta pandalungan dari jakarta ke surabaya.
Reply DeleteTurun terakhir di stasiun gubeng kudunya kan yaa..ka Alida?
Reply DeleteAku kangen sekali naik KAI ke Surabaya.
Sejak ada tol Trans Jawa, uda gak pernah lagi naik kereta. Padahal sekarang banyak sekali kereta cantik dari Jakarta ke Surabaya. Kaya kereta panoramic, kereta Luxury sleeper, dan lain-lain.
Seru yaa, perjalanan bersama Papa.
Barakallahu fiik, sehat selalu untuk Ayahanda tercinta.
Sebagai orang daerah yg di daerahnya belum ada kereta api, maka setiap.ke Jakarta atau ke Bandung saya selalu memilih jalur kereta api. Saya suka perjalanannya karena serasa lebih santai sambil menikmati.pemandangan sekitar.
Reply DeletePandalungan, saya juga baru tahu ada nama kereta ini mbak, selama ini tahunya rute surabaya-jakarta tuh yang ada kata argonya.
Reply DeleteBtw kalau naik kereta api, saya juga pasti bawa stok camilannya banyak hehehe... kereta belum jalan, sudah asyik ngemil