Familiar dengan istilah generasi sandwich ? Lalu, apa yang kemudian disebut dengan generasi sanwich ? Jadi, generasi sandwich ini adalah sebutan bagi orang-orang tertentu yang berusia produktif tapi memiliki peran ganda. Generasi sandwich bertanggungjawab terhadap anaknya yang masih tinggal bersama di rumah dan juga bertanggung jawab atas orangtua serta bahkan menantunya.
Usia generasi sandwich antara usia 30 hingga 40 tahun. Tapi ada juga yang menyampaikan bahwa generasi sandwich adalah seseorang yang memiliki rentang usia 30 hingg 50 tahun. Dikutip dari katadata.co.id, generasi sandwich menurut Aging and Elder Expert yang bernama Carol Abaya, ada tiga kategori generasi sandwich.
pixabay.com |
Pertama the tradisional sandwich generation yang harus menanggung beban orangtua berusia lanjut dan juga anaknya. Kedua adalah the club sandwich generation yang menanggung beban orangtua, anak, cucu atau kakek dan nenek. Terakhir adalah the open faced sandwich generation yakni orang yang terlibat dalam pengasuhan orangtua.
Terasa tak mudah kan menjadi generasi sandwich ?
Menjadi generasi sandwich ini kerap kali dihantui perasaan mudah bersalah, memiliki beban ganda dan bahkan merasa tak bisa memiliki sesuatu untuk diri sendiri karena merasa harus mengutamakan orang lain. Bahkan generasi sandwich kerap kali tidak memiliki ide melakukan sesuatu untuk masa depannya. Termasuk dalam hal keuangan.
Lalu, apa yang harus dilakukan ? Mada Aryanugraha, Financial Consultant, CoFounder & CEO Sipundi.id memberikan beberapa saran yakni :
Buat Circle Anti Toxic
Temukan orang-orang dan buatlah lingkaran pertemanan yang bisa saling memberikan dukungan. Bergaulah dengan orang-orang yang tidak hanya memiliki passion yang sama, tetapi justru yang juga bisa memperkaya pengetahuan, sudut pandang, serta bidang pekerjaan yang beragam sehingga bisa saling mengisi.
Maksimalkan Proteksi Bare
Minimum
Untuk proteksi diri, memiliki perlindungan yang bare minimum bisa menjadi salah satu manajemen hidup yang penting untuk dipenuhi dibandingkan tidak punya proteksi sama sekali. Perbanyak informasi mengenai risiko kesehatan seperti apa yang sering dialami oleh orang seusiamu, lalu pilih produk perlindungan yang kamu sanggupi dan cukup melindungi kamu dari risiko hidup.
Pilih Jalur Karier yang Tepat
Di tengah kerasnya persaingan dunia profesional, penting bagi generasi sandwich untuk mengasah kemampuan profesional dan menentukan jalur kariernya sejak dini agar bisa segera mencapai kebebasan finansial. Dengan begitu generasi sandwich juga bisa bebas menjalani passion sejak usianya masih muda.
Kondisi pandemi membuat semua orang menjadi ekstra cemas terhadap kondisi kesehatan dan kondisi finansial saat tidak bisa bekerja. Di saat menghadapi risiko kesehatan, akan lebih tenang rasanya jika biaya perawatan rumah sakit yang relatif tidak murah bagi generasi sandwich bisa langsung dibayarkan oleh asuransi.
Dengan produk asuransi seperti Asuransi Bebas Handal yang bisa dibeli dengan premi yang terjangkau mulai dari Rp90.000 per bulan saja atau FWD Hospital Care Protection yang merupakan produk dengan manfaat perawatan di rumah sakit secara privasi dan dapat digunakan di mana saja di seluruh dunia serta menyediakan fasilitas cashless, rasa cemas saat harus menghadapi tagihan rumah sakit bisa hilang seketika.
Oh ya, menjadi generasi
sandwich ini sebaiknya juga mengurangi gaya hidup konsumtif. Misalnya juga
mengurangi pengeluaran yang tidak penting sehingga bisa digunakan untuk sesuatu
yang lebih penting. Termasuk juga yang harus dilakukan adalah menyiapkan dana
pensiun agar kita tidak mewarisi generasi sandwich berikutnya.
Generasi Sandwich memang sangat dilema. Tapi ya harus dijalani mau gimana lagi. Yg bisa dilakukan hanya mengupayakan agar segera sejahtera lahir batin untuk menuntaskan semuanya. Semangat!
Reply DeleteKendati tak bisa dihindari tapi ada upaya yang bisa dilakukan agar lebih mudah untuk dijalani, ya mbak. Salah satunya dengan berasuransi. Semoga memperingan beban.
Reply DeleteSebagai orangtua, saya selalu berharap gak merepotkan anak. Apalagi menjadikan mereka sebagai generasi sandwich. Tentu penting banget punya literasi keuangan yang baik ya, Mbak
Reply DeleteAnak gadisku 25 tahun termasuk generasi sandwich. Gaya hidupnya termasuk yang boros. Tapi untungnya dia peduli untuk mengikuti asuransi kesehatan
Reply DeleteAku ada beberapa sepupu yang termasuk generasi sandwich gini mbak, membiayai orang tua dan juga adik-adiknya, membiayai anak dan istrinya juga.
Reply DeleteEmang sih itu bagian dari tanggungjawab ya, apalagi kalau anak lelaki, eh tapi yang perempuan pun ada lho. Dan bener, kadang malah nggak sempat mikirin kesenangan buat diri sendiri
Generasi sandwich ini memang dilematis, tapi ya gimana lagi. Kami (aku dan suami) juga termasuk generasi sandwich sih, Mbak. Ya cuma bisa meniatkan segala sesuatunya untuk ibadah. Jalani aja. Iya bener gak boleh boros, mesti merencanakan dana pensiun, dll. Tapi kami masih susahhh melakukan itu :D
Reply Deletebaru tahu ada kategori generasi sandwich. hahaa... banyak juga ya. kirain cuma satu aja. tapi namanya keluarga, bebannya ditanggung satu orang aja susah juga.
Reply DeleteAku termasuk generasi sandwich, mbak. Karena bapak dan ibu tidak memiliki pensiun, meski ibu berpenghasilan dari ketrampilan menjahit, namun tetap sebagian besar aku yang menanggung kebutuhan hidup sekeluarga. Tapi alhamdulillah, adaaa aja rejeki dan sebelum nikah juga dulu aku pernah ngomong sama suami. Kalo kelak misal aku nggak kerja, kami tetap mencukupi kebutuhan orang tuaku, beruntung saking cintanya ya oke aja, hihiii.
Reply DeleteSekarang anak-anak udah kerja, jadi biaya kebutuhan rumah tangga juga berkurang lumayan banget. Aku kok tertarik ya dengan premi ringan dari FWD ini, mbak Lida
Kadang kasihan juga ya dengan generasi sandwich ini, masih muda tapi bebannya sudah berat. Untuk keperluannya sendiri sering tidak menjadi prioritas demi berkorban untuk keluarga. Semoga mereka semua senantiasa mendapat keberkahan dan dimudahkan rejekinya..Amin
Reply DeleteDalam islam anak lelaki bertanggung jawab kpd ortu terutama ibunya sampai wafat. Suami aku anak.pertama dan aku anak trakir tp karena yg tergolong mampu kami ya ikhlas aja membantu ortu maupun mertua belum ponakan adik.kakak.
Reply DeleteSemuaaaaa kudu wajib harus sadar pentingnya Asuransi dan punya literasi financial yg ciamik.
Reply DeleteBaik itu Gen sandwich ataupun gen lemper, Arem², ote² dan sebagainya wajib paham ttg asuransi ini.
Generasi sandwich oh generasi sandwich, mengalaminya jugak siiihh, tapi bismillah insyaAlah selalu ada jalan rezeki apalagi kalau bisa bantu2 ortu yang zaman dulu gak perhitungan ma kita anak2nya kaaann. Pokoke semangat semoga kuaaatt :D . Btw lumayan terjangkau jg yaa premi bulanan FWD. Itu khusus utk kesehatan utk ranap aja ya mbak? thx infonya
Reply DeleteSemoga nanti anak-anakku nggak jadi generasi sandwich, kami ortunya semoga bisa siap finansial dan tetap sehat saat menua nanti jadi tidak merepotkan anak, aamiin..
Reply DeleteMenarik ketika membaca tentang mengetahui resiko kesehatan di usia-usian ini. Menurutku generasi sandwich saat ini nggak bisa ditebak. Mereka luar biasa sih.
Reply DeleteGaya hidup konsumtif ini yg susah dihilangkan. Saya banyak teman yang tutup lobang gali lobang karena gaya hidup yang tidak sesuai dengan kemampuan. Padahal ia sudah banyak tanggungan juga. Beda lagi sih kalau orang yang mampu dalam segi financial
Reply DeleteAh iya, generasi sandwich juga bisa ya bebas menjalani passion nya
Reply DeleteJadi generasi itu memang nggak mudah
Bagi sebagian keluarga memang mau ga mau menjadi penopang hidup untuk keluarga besarnya ya mbak. Tapi bisa disiasati agar tetap bisa berkembang
Reply DeleteMbak Alida, gen sandwich ini apa hanya dilihat dari menanggung materi?
Reply Deletepenasaran dengan the open faced sandwich yang terlibat dalam pengasuhan orang tua, maksudnya fisik aja tetapi kalau materi lebih ke mengelola dana orangtua.
Bener juga ya mba, kalah dari sekarang kita sudah menyiapkan proteksi diri, Insya Allah kita tidak menjadi beban bagi anak cucu di kemudian hari.
Reply DeleteAlhamdulilah kami bukan generasi sandwich. Berharap juga nanti pas tua tidak merepotkan anak-anak. Memang harus dipersiapkan sejak sekarang ya mbak
Reply DeleteTernyata beban generasi sandwich bukan cuma pada masalah keuangan, ya. Tapi secara psikologis juga ada dampak buruknya, salah satunya jadi nggak bisa memenuhi keinginan diri sendiri karena selalu kepikiran sama kebutuhan orang lain, orang-orang yang ditanggungnya.
Reply DeleteCircle Anti Toxic ini sangat penting
Reply DeleteBeneran butuh yang benar-benar memahami tanpa harus menghakimi
Mensupport dan bukan bikin repot
Sekarang ini produk asuransi makin terjangkau. Makin mudah ditemui. Hanya perlu jeli dulu sebelum membeli, Setelah itu, bayar tanggungannya sambil terus berkarya
Reply Deleteasuransi itu melindungi ya, Mbak. di zaman now apalagi generasi sandwich, mempunyai asuransi memang sangat penting sekali. apalagi sekarang itu banyak yang terjangkau.
Reply Delete