Pernahkah
teman merasa salah mengambil jurusan kuliah? Dan hal ini baru disadari pada
saat selesai kuliah. Lalu, ketika selesai kuliah munculah penyesalan demi
penyesalan karena apa yang dilakukan tidak tepat. Pernahkah merasa demikian?.
Syukurlah
saya tidak berada dalam kelompok itu. Mengapa saya bersyukur? Karena sejak saya
SMP saya sudah mengetahui ketertarikan saya pada suatu bidang dan ketika SMA
saya semakin mantap dengan pilihan saya untuk kuliah. Saya juga bersyukur
orangtua saya memberikan kebebasan bagi saya untuk memilih jurusan sesuai
pilihan saya. Akhirnya, saya bersyukur masih bisa bekerja sesuai dengan pilihan
saya hingga kini. Ada teman yang mungkin sama seperti, namun ada juga yang
tidak.
Lalu,
bagaimana jika kita salah jurusan? Apa yang harus kita lakukan?. Apakah kita
hanya bisa melamun dan menyesali saja?. Buku berjudul “Unstoppable Hopes (A Guide Bok for The Wrong Faculty Student)” karya
Gloria Morgen, mungkin menjadi salah satu panduan menapak hidup. Salah jurusan
merupakan cap yang diberikan kepada mahasiswa yang berkuliah di jurusan yang
bukan passionnya. Padahal, dengan
melakukan sesuatu sesuai passion,
segalanya menjadi menyenangkan.
Dalam
buku itu, Gloria menulis, salah jurusan ibarat sebuah pertandingan. Pilihannya
hanya ada dua yakni menang atau mati. Kalau memilih mati, selamanya akan
diingat sebagai pecundang. Tapi jika tak ingin diingat sebagai pecundang,
pertandingan harus dimenangkan. Lalu, bagaimana memenangkan pertandingkan?
Gloria
memberikan kisah kelinci dan kura-kura untuk mengilustrasikan. Kelinci dan
kura-kura berlomba selama tiga hari berturut-turut. Hari pertama, kelinci dan
kura-kura bertanding di hutan yang berhasil dimenenangkan oleh kelinci. Menurut
kura-kura, lomba lari di hutan itu tidak adil sehingga kelinci ditantang
kura-kura untuk bertanding di perairan. Hari kedua, pertandingan di perairan
itu dimenangkan oleh kura-kura. Kelinci baru menyadari keterbatasan bahwa dia
tak bisa bisa berlari di perairan. Akhirnya, untuk mengetahui siapa yang paling
hebat di antara mereka, mereka sepakat berlomba lagi. Hari ketiga mereka
berlomba di dua tempat sekaligus yaitu di hutan dan perairan. Akhirnya,
kura-kura dapat melewati perairan dengan lancar sedangkan kelinci mengalami
kesulitan. Kura-kura tidak tega melihat kelinci hampir tenggelam sehingga
kura-kura mempersilahkan kelinci duduk di tempurungnya sembari melewati
perairan. Setelah itu, kelinci berbalas budi dengan menggendong kura-kura untuk
diajak berlari hingga garis finis. Di garis finis inilah, mereka menyadari
bahwa mereka sama-sama hebat tapi di bidang yang berbeda. Kisah sederhana ini
teryata tepat untuk menumbuhkan percaya diri.
Lalu,
bagaimana untuk menemukan kehebatan kita sehingga kita semakin percaya diri?.
Gloria memberikan enam hal yang bisa dilakukan yakni :
Ask
Yourself
Ask
The Right People
Set
Your Personal Goals
Trials
and Error
Find
The Role Models
Hang
Out with Your Own Peer
Keenam
hal itu Gloria ungkap dalam buku setebal 155 halaman. Tak hanya itu saja,
Gloria juga menjelaskan tentang soft skill yang harus dimiliki agar semakin
menemukan talenta. Salah satunya adalah antusias. Antusiasme ini penting untuk
berinteraksi dengan orang. Salah satu tanda antusiase ini dengan melihat
matanya dan caranya bercerita.
Membaca
buku ini tak hanya berisi tips tapi juga menceritakan pengalaman hidup Gloria.
Bahasa yang digunakan sangat mudah dicerna. Ia juga melakukan wawancara dengan
berbagai tokoh seperti Dewi Lestari yang juga salah jurusan. Ia menulis tentang
kekalahan demi kekalahan yang dialami hingga dapat mencapai kesuksesan di usia
muda seperti sekarang. Dia selalu berusaha untuk mencari perbedaan sehingga
menjadi kandidat yang diperhitungkan. Dua pertanyaan yang selalu ia tanyakan
pada dirinya yakni, apa yang membedakan saya dengan orang lain? mengapa
seseorang harus membayar mahal untuk mendapatkan saya?.
Lalu
siapakah Gloria? Saya mengenalnya saat kami sama-sama terpilih sebagai dua di
antara enam orang yang berkunjung ke Malaysia karena menang lomba resensi buku.
Saat pertama kali mengenal, saya melihat ia adalah pribadi yang antusias. Saat
saya dan mungkin teman lain sudah terlihat capek, ia masih saja tampak segar
dan mengajukan pertanyaan demi pertanyaan. Di Malaysia saya baru mengtahui
bahwa ia telah menerbitkan buku yang menarik ini. Gloria merupakan Duta
Perdamaian Internasional oleh Eubios Ethic Institute dan International Peace
and Development Ethic Centers di tahun 2015. Ia merupakan Top 32 Anak Muda
Inspirasional di Indonesia oleh UNFPA 2015. Gloria telah memberikan dampak
positif melalui Glow for Indonesia, organisasi sosial yang dibentuknya sejak 28
Oktober 2012.
Selamat
membaca, teman-teman ...
Judul Buku : Unstoppable Hopes (A Guide Bok for The Wrong Faculty Student)” karya Gloria Morgen
Karya : Gloria Morgen
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia)
kereen sangaat punya buku sendiri
Reply DeleteMba Lingga yuuk kita bikin buku yuk. Hihiii
Reply DeleteUntuk harga di kisaran berapa mba?
Reply DeleteNggak nyampe Rp 50 ribu mba
Reply Deleteini aku banget wkkwkw meski salah jurusan tetep dijalani.
Reply DeleteSemangaat mbaa. Hihihi
Reply Deleteskripsi masih belom kelar mba wkwkkw
Reply DeleteWajib baca nih, soalnya saya dan suami seniman yang pernah kuliah Manajemen heheh tapi gpp gausah nyesel yang penting rezekinya halal dan berakah. Tfs ya Mak
Reply DeleteAlhamdulillah ya berkah mba :)
Reply Deleteharus baca ini mah :)
Reply DeleteYuk, selamat membaca mbaa :(
Reply Deleteaku n suami termasuk yg ga ngejalanin ilmu pas kuliah nih.nyasar malah dapet jodoh :D
Reply DeleteAlhamdulillah mba Inna malah dapat jodoh. Hihii
Reply DeleteAku termasuk salah jurusan nggak ya? haha pengin masuk arsitektur tapi akhirnya kuliah informatika.
Reply DeleteEeh dapat suami :)
Ya ampun teryata banyak yang salah jurusan malah dapat jodoh ya. Hehhee
Reply DeleteAku dulu juga salah jurusan. Berhubung sayang kalau ngulang kuliah, dilulusin cepat2 sambil banyak ikut aktifitas di kampus
Reply DeleteNah akhirnya berhasil kan :)
Reply DeleteTrials and error itu harus dilewatin setiap manusia deh sepertinya ya :D
Reply DeleteIya mba Lulu :)
Reply DeleteAku juga salah jurusan tapi ada aja hikmahnya, sekarang aku udah kuliah lagi di jurusan yg aku mau, udah kelar, tinggal nyari duet buat s2, kadang emang kita butuh merasakan banyak hal terlebih dulu,agar bisa menetapkan pilihan
Reply DeleteAlhamdulillah. Semoga bisa meneruskan ya S2, mba :)
Reply DeleteBukunya keren, Mbak. Aku malah sekarang balik ke ilmu-ilmu yang aku dapatkan jaman kuliah dengan jadi blogger ini.
Reply DeleteSyukurlah kalau ilmunya berguna ya
Reply DeleteNggak salah jurusan sih..tapi pas kerja nggak begitu sesuai ma background ilmu. Jadi banyak teori2 kuliah yang nggak kepake..
Reply DeleteMungkin bisa akan berguna lagi mba ;)
Reply DeleteWaaw...kirain tadi yang nulis orang bule.
Reply DeleteHiihhii...
Buku inspiratif.
Apakah ini berdasarkan pengalaman pribadi sang penulis, mba..?
Iyaa namanya kayak bule yaa. Hehhehe. Iya bener mba Lendy ;)
Reply DeleteYey template baru. Lebih enakan mba, jd enak baca bacinya ;)
Reply Delete*galfok
Alhamdulillah mba Shona. Makasih. HIhih
Reply DeleteXixixix.. Salam kenal ya mbak..
Reply DeleteSaya juga merasakan hal yang sama. Salah masuk jurusan.. Akhirnya saya rasa sia sia niii kuliah malah kerja kemana gtu.. Tp semua kalau kita syukuri akan terasa nikmat ya mbak
Alhamdulillah sudah terasa manfaatnya ya :)
Reply DeleteSemoga bisa ketemu sama Gloria :)
Reply DeleteSemoga mba Mei ;)
Reply DeleteHihihi aku ngga pernah ngerasa salah jurusan, tapiii... kok kayaknya ilmu pas kuliah ngga kepake yaa XD
Reply DeleteMungkin terpakai secara tak kita sadari ya mba Sandra :)
Reply DeleteMeski gak kuliah saya jadi tahu ingin ya :)
Reply DeleteSilakan teteh Okti :)
Reply DeleteSaya mengalami salah jurusan bukan ga tahu sih.tp karens terpaksa.sebenarnya jurusan yg mau kuambil psikolog. Tetapi kondisi biaya,aku kerja dulu.dua tshun kerjacpunya uang cukup...tapi hrs cari kampus yg ritmetnya ngikutin jam kantor.jadinya aku masuk jurusan informatika komputer...pdhl mual bgt sama materinya wkwk.cuma demi karir,kuambil hingga kelar
Reply DeleteHahhaa kebayang mualnya, mba Eni
Reply DeleteAku kira mbak Gloria itu bule mbak, hehe...
Reply DeleteResensinya on point banget nih, bikin penasaran :D
Nggak bule, mba. Indonesia tulen. Hiihi
Reply DeleteWah ada crita klinci kura2nya juga ya, tp beda dari cerits biasanya yg adegan curang lomba lari
Reply DeleteIya beda mba Nita :)
Reply DeleteWah.. menyentuh cerita si kura-kura dan kelinci. Jadi ingat adik-adik saya, mereka konsul ke saya tentang jurusan yang ingin mereka ambil. Saya sih ngarahinnya selain melihat passion harus merhatiin peluang kerjanya nanti. :)
Reply DeleteNah bener. Passion yang terbaik ya mba :)
Reply DeleteTema buku yang menarik, jurusan apapun yang kita pelajari bisa jadi modal dasar, karena minat dan passion kita akan selalu berkembang. Banyak contoh orang sukses yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai :)
Reply DeleteBener bnaget mba MUti :)
Reply DeleteWaaa tosss Mba Alida, aku pun dari kecil udah tau mau jd apa, jd gak salah jurusan hihi.. Bener jg ya mba orang yg antusias kliatannya jd selalu positif.. Ini jd reminder buat aku jg nih.. Tfs mba.. :)
Reply DeleteIh samaan kita ya mba Dita :)
Reply DeleteAku suka bingung dan mikir keras kalau udah di kelas, apa aku salah jurusan ya? Sering banget.
Reply DeleteSemoga aja nggak salah jurusan ya mba :)
Reply DeleteWah bagus nih bukunya,ini aku banget waktu kuliah pada masa pertengahan akan sekitar semester 3-4. Berasa salah jurusan tapi udah terlanjur keluar uang banyak kalau pindah jurusan hahahha. Akhirnya sadar juga ini the best way dari Allah.
Reply DeleteIYa asal kita langsung melakukan yang terbaik ya mba :)
Reply DeleteHebat banget! Dari merasa salah jurusan bisa berbalik menjadi hal positif. Waktu kuliah aku ambil jurusan favoritku tapi saat kerja malah asik jadi blogger, ga nyambung >,<
Reply DeleteHahha dibuat jadi nyambung aja ya mba Helena ;)
Reply Deleteberarti memang harus yakin dan percaya pada kemampuan diri ya mba...aku kadang berpikir salah ambil jurusan akuntasi waktu S1 hehe
Reply DeleteSkarang sudah sukses berarti nggak salah jurusan ya mba Indah. Hehehe
Reply DeleteSaya punya teman seangkatan yang merasa salah jurusan. Dia hanya bertahan satu semester. Selanjutnya malah tidak kuliah lagi. Disitu saya merasa sedih.
Reply DeleteAda beberapa lagi yang merasa salah jurusan, tapi tahun berikutnya coba ikut UMPTN. Tidak berhasil. Tidak menyerah, bahkan makin semangat. Lalu ambil kuliah, di swasta. Jadi dobel. Pagi sampai malam.
Semua ada pertanggungjawabannya ya mba :)
Reply DeletePengen bacalah bukunya, karena awalnya saya salah jurusan juga, tapi sekarang saya mencoba menikmatinya, dan mengambil sisi positif dari kesalahan ini. Semoga saya bertahan, dan mendapatkan generasi yang gemilang! Amin ya Allah
Reply DeleteAaamin mbaa :)
Reply DeleteHebat Mba Gloria!
Reply DeleteMba Lid juga keren deh, menang resensi buku dan hadiahnya ke Malaysia. wow!
btw saya salah jurusan loh, tapi sekarang kudu move-on karena meski saljur, lulus juga. wkwkwkwk
HIhihi
Reply DeleteSalahjurusan tapi kece banget mba Arina
Haduh. Suka sedih kalo ngomongin jurusan, aku ndak ngerasa salah jurusan karena temennya enak sih. Cuma tiap ngeliat orang lain punya passion ya gimana gitu ya rasanya. Ngerasa kayak kok ya hidupku ngikutin alur aja :(
Reply DeleteSmoga selalu ada pilihan terbaik ya mba :)
Reply DeleteGloria ini cerdas banget ya. Keren banget. Kalau masalah salah jurusan saya sih enggak. Salah jurusan mungkin karena dulunya belum punya target yang panjang atau passion-nya belum ada. Buku yang bagus banget ini untuk memotivasi mereka yang ngerasa salah jurusan.
Reply DeleteIya mba Nita. Semoga termotivasi :)
Reply DeleteAku termasuk salah jurusan juga nih kayaknya. Sayangnya udah belasan tahun berlalu hihi... Yasudahlah, enjoy aja dengan yang udah ada sekarang. Andai buku ini udah ada pas aku masih SMA dulu.
Reply DeleteNggak keliatan mba kalau salah jurusan. Hehhee
Reply DeleteBuku nya keren.. di Gramedia ada gak ya? atau harus beli online?
Reply DeleteEh, cerita ttg kelinci dan kura-kura versi di atas baru pertama kali saya baca. Waktu kecil taunya kura-kura yang menang gara-gara kelinci yang sombong berleha-leha selama pertandingan, hihihi. Ternyata ada versi kura-kura dan kelinci bekerjasama. Jd punya tambahan cerita untuk dongengkan adik sy ^_^
Kadang aku masih suka kepikiran sih. Saat ini, aku salah jurusan atau memang akunya males belajar? Aku punya ketertarikan di bidang Teknologi. Tapi di mata kuliah yang berhubungan dengan teknologi sebagai penggerak perekonomian (bisa dibilang matkulnya lebih ke arah hitung-hitungan), aku gagal di mata kuliah tersebut. Padahal, aku udah mantap sama pilihanku sendiri. Huhuhu :(
Reply DeleteHarga bukunya nggak nyampai 50 ribu, ya? Oke, nanti aku coba cari di Gramedia, deh. :)
Kayaknya ini kunjungan pertamaku di mari, deh. Salam kenal ya, mbak! Jangan lupa kunjungi balik. Hehehe :)
Hai, salam kenal, Mbak Lida. 🙋😄
Reply DeleteAku pernah dianggap salah jurusan oleh teman n saudara, Mbak Lida. Alasan sepele menurutku, kuliah di Pertanian tapi suka nulis puisi..kata mereka lebih pas kuliah di Sastra hehehe.