Saat masih menjadi
jurnalis di Surabaya, saya pernah meliput tentang Masjid Cheng Hoo. Masjid ini
bagi saya menyimpan sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Pertengahan
September 2016, saat datang ke Surabaya, saya mampir ke Masjid Cheng Hoo. Saya
datang ke Masjid Cheng Hoo bersama Ayyas, dan keluarga adik. Kebetulan saat itu
waktunya shalat Jumat. "Ir, shalat Jumat di Masjid Cheng Hoo
aja," kata saya. Kebetulan lokasi kami tak jauh dari Masjid Cheng Hoo.
Nah, karena adik saya belum pernah ke sana, akhirnya saya yang jadi petunjuk
jalan.
Mobil kemudian parkir di
depan Gedung PITI Jawa Timur Jln. Gading No 2 Kusuma Bangsa, Surabaya. Dari
luar sekilas tak tampak ada masjid di Gedung itu. Namun saat melangkah kaki ke
dalam gedung, terlihat masjid megah dengan arsitektur Tionghoa yang didominasi
warna merah, kuning dan hijau. Rancangan awal mesjid ini diilhami dari
bentuk Masjid Niu Jie di Beijing yang dibangun pada tahun 996 Masehi.
Masjid Cheng Hoo di Surabaya |
Sambil menunggu adik shalat
Jumat, saya membaca buku profil Masjid Cheng Hoo yang diberikan pengurus
masjid. Dari buku itu, saya jadi banyak tahu tentang Masjid Cheng Hoo. Masjid
Muhammad Cheng Hoo ini berukuran 21 x 11 meter dengan bangunan utama 11 x 9
meter. Bangunan utama ini berukuran 11 x 9 meter. Pada sisi kanan dan kiri
banguanna terdapay bangunan pendukung yang tempatnya lebih rendah dari banguann
utama. Setiap bangunan Masjid ini memiliki arti. Panjang 11 meter pada bangunan
utama Masjid ini menandakan bahwa Ka’bah saat pertama kali dibangun Nabi
Ibrahim AS memiliki panjang dan lebar 11 meter, sedangkan lebar 9 meter pada
bangunan ini diambil dari keberadaan Walisongo dalam melaksanakan syiar Islam
di tanah JAwa. Banguann utama berbentu segi 8 (pat kwa), angka 8 dalam Bahasa
Tionghoa disebut Fat yang berarti jaya dan keberuntungan. Sedangkan lebar 9
meter banguanan utama diambil dari keberadaan Walisongo dalam melaksanakan
syi’ar Islam di tanah Jawa. Arsitekturnya menyerupai klenteng untuk mengenang
leluhur warga Tionghoa yang mayoritas beragama Budha. Juga untuk menunjukan
identitasnya sebagai muslim Tionghoa.
Pose berdua di depan Masjid Cheng Hoo |
Usai adik shalat Jumat,
saya dan adik ipar serta anak-anak menunaikan shalat dzuhur di masjid Muhammad
Cheng Hoo. Selepas shalat, kami berkesempatan berkeliling masjid. Bangunanya
luar biasa indah. Rasa kagum tak pernah luntur melihat masjid ini.
Salah satu sudut Masjid Cheng Hoo |
Lalu siapakah Laksamana
Cheng Hoo?. Kepada saya, Ayyas mengaku pernah diceritakan tentang sejarah
Laksamana Cheng Hoo. “Setau aku, ikut menyebarkan Islam,” kata Ayyas. Yap,
Ayyas benar. Laksamana Cheng Hoo ikut menyiarkan agama Islam di tanah Indonesia
600 tahun yang lalu. Ia merupakan utusan Raja DInasti Ming yang menjalani
kunjungan ke Asia sebagai Duta Perdamaian. Ia mengelilingi dunia selama 7 kali
berturut-turut dan menjalani hubungan perdagangan dengan negara-negara yang
dikunjungi. Termasuk bersilaturahmi mengunjungi kerajaan Majapahit untuk
menjalin hubungan perdamaian. Masjid ini dikenal sebagai masji pertama di
Indonesia yang menggunakan nama muslim Tionghoa dengan bangunan etnik dan antik ini cukup menonjol dibandingkan masjid lainnya.
Ruang Utama Masjid Cheng Hoo |
Ayyas dan Shakila kayaknya takjub lihat miniatur kapal yang digunakan Laksamana Cheng Hoo |
Setelah puas berkeliling
masjid, kami pun makan siang di sekitar Masjid. Udara saat itu panas sekali.
Beberapa kali ke Surabaya, kondisinya masih saja tetap panas. Adik ipar saya
yang lagi hamil 7 bulan mengaku kulit wajahnya mulai menghitam karena panasnya
matahari. Menurut saya kekuatiran dia itu tak terbukti karena kulitnya masih
bersih tanpa flek hitam seperti dulu. Walaupun saya telah mengatakan begitu, ia
masih penasaran bertanya skin care yang
saya gunakan. Ia pun bertanya kepada saya cara mencerahkan wajah.
Kepadanya, saya katakan bahwa paling utama menggunakan sun block dan
membawa penutup kepala. Tapi buat ibu hamil tentu tak boleh sembarangan
menggunakan skin care.
Setelah ngobrol ngalur
ngidul, kami pun langsung menuju hotel tempat kami menginap semalam. Sengaja
memilih menginap di hotel agar tak perlu jauh jika hendak berjalan-jalan di
Surabaya. Maklum, rumah adik saya di Sidoarjo dan sangat macet jika jam pulang kerja.
Pukul 15.00 WIB kami tiba di hotel yang terletak di kawasan Ampel, Surabaya.
Lelah seharian berjalan-jalan akhirnya terbayarkan dengan istiarahat. Saya
berharap setiap kali ke Surabaya bisa dapat mampir ke Masjid Cheng Hoo.
wah ... keren bgt ya mesjid nya dengan nuansa chines .............
Reply DeleteIyaa. Cakep banget kan mas. Hihii
Reply DeleteWah, indah banget kolaborasi antara arsitektur cina dan islam. Pengin deh ke situ tapi dalam kondisi malam. Pasti warna bangunan masjidnya lebih menarik kalau tersorot banyak lampu malam. :)
Reply DeleteNah aku belum pernah pas malam hari mba
Reply DeleteNtar kapan2 bisa nih dicoba :)
Beberapa kali punya rencana ke Surabaya belom kesampaian juga padahal banyak yang ingin di kunjungi termasuk mesjid Cheng Hoo ini, mudah-mudahan tahun depan bisa kesini :)
Reply DeleteAamin. MOga tahun depan kesampaian ya mba :)
Reply DeleteArsitekturnya berasa banget lagi di China ya mba :)
Reply DeletePadahal lagi di Surabaya mba. HIhii
Reply DeleteAyyas pinter langsung tau siapa laksamana cheng hoo
Reply DeleteBtw takkirain adanya di semarang mb, ternayata surabaya tah
Aku suka nih klo ngunjungin tempat yang ngulik sejarah masuknya islam ke nusantara dulu kala
Iya mungkin karena dia dapat banyak informasi dari sekolahnya mba :)
Reply Deleteunik mesjidnya, semoga suatu hari berksempatan kesini :)
Reply DeleteAamin mba Kania :)
Reply DeletePas kemarin ke PAsuruan aku nginep di Taman Dayu, pulang kerja mau cari rawon lewatin mesjid ini sayangnya malem mba jadi aja ga bisa poto2 krn gelap gulita :D *sing penting uda lewatin jg bikin bahagiaaa* hahaha
Reply DeleteAku belum pernah lewat kalau pas malam mba Herva ;)
Reply DeleteSaya arek Suroboyo, tapi belum pernah ke sana..jadi pingin berkunjung nih..
Reply DeleteYuk datang mba ENny :)
Reply Deletesaya pernah sekali ke sana, emang tempatnya bagus ya. di beberapa kota sepertinya ada masjid yang juga dinamai Cheng Hoo
Reply DeleteIYa ada beberapa juga di luar kota mba :)
Reply Deletemasih banyak yang belum kujelajah nih ah surabaya
Reply DeleteSkarang makin bagus ya mba Innayah :)
Reply Deletemampir ke rumahku ya mbak, kalau mau ke Surabaya lagi..
Reply Deletebeneran pengen kopdar aku dengan dirimu.
InsyaAllah janjian ya mba Heni :)
Reply Deletemasjid ikonik di surabaya...mirip mirip sama yang di semarang nggak yaa?
Reply DeleteAku sih belum pernah hahaa
Jadi pengen mampir kesana kalau lagi ke surabaya
Nah aku belum pernah yang ke Semarang mba
Reply DeleteAku blm smpt k.msjdnya waktu k surabaya kmrn... masyaAllah bngunanny antik dn adem...
Reply DeleteIyaa adem banget :)
Reply DeleteBrasa di China yaaa
Reply DeleteTernyata masjid warna merah kliatan bagus
Jadi mewah memang sih mba :)
Reply DeletePernah tinggal di surabaya tapi belum kesampaian ke mesjid cheng ho :') semoga bisa ke sini juga deh hehe
Reply DeleteIyaa yuk mampir :)
Reply DeleteIni mah keren banget ya mesjidnya mba
Reply DeleteIyaaa mba :)
Reply DeleteKeren banget masjidnya.
Reply DeletePenuh dengan makna.
Filosofi banget ya mas :)
Reply DeleteHmm..mesjid dengan ornamen China,keren ya Mak. Ahh kalo ke Sby mau juga ke sini ah mampir.
Reply DeleteHayuk mampir mba Nchie :)
Reply DeleteKhas ya, Mbak. Warna merah dan kuning^^
Reply DeleteAbis ini main ke Masjid Cheng Ho Palembang juga ya, Mbak heheehhe
Oh iya di Palembang juga ada ya mba Alma :)
Reply DeleteAku udh 3 kali kr Surabaya tp kok yaaa ngga berjodoh aja nih sama masjid Cheng Ho. Hiks
Reply DeleteSmoga bisa berjodoh ya mba Noe :)
Reply Deleteindahnya mba,saya tumben lihat masjid dengan nuansa cina begini
Reply DeleteSmoga berkesempatan mampir ya mba Dewa :)
Reply DeleteWuaaaaah temen saya ada yang baru aja di China dan pose langsung di depan replika asli kapalnya. GEDHE BANGET TERNYATA. Semoga bisa ke masjidnya dan ke kapalnya juga. Arsitekturnya megah dan sangat kental dengan ornamen oriental ya :D
Reply DeleteSmoga aku berkesempatan untuk ke China dan foto di depan replika asli kapalnya. Aaamiin amiin Makasih infonya mba Hanifa
Reply DeleteJaman masih single pas puasaan suka iktikaf di situ, lbh sepi soalnya, tapi gak tau kalau skrng ya hehe
Reply DeleteAku blm pernah itikaf disana mba April :)
Reply DeleteNih masjid emang bagus banget. ^_^ Tiap ziarah wali selalu mampir ke sini
Reply DeleteBagus banget :)
Reply DeleteMasjidnya asliiii keten banget ya mbaaa
Reply DeleteBanget kerennyaaa mbaaa Indah :)
Reply DeleteCheng Ho kayaknya ada juga di Semrang ya? Belum pernah kesana juga sih hehehee baca blog teman saja.
Reply DeleteIya tapi aku blm pernah ke Semarang lihat Cheng Hoo mbaa
Reply DeleteSudah mampir ke masjid cheng hoo..
Reply DeletePenasaran krna satu destinasi yg cukup diunggulkan di Surabaya
Smoga bisa mampir ya mba Siethi ... :)
Reply Delete