Kesempatan
untuk mampir ke berbagai pameran selalu membuat saya bertanya-tanya.
Bagaimana
mereka bisa memulai usaha?
Target
mereka kedepan seperti apa?
Berapa
banyak tenaga pekerja yang membantu usaha?
Bagaimana
bentuk pemasaran yang dilakukan selain pameran?
Pertanyaan
demi pertanyaan kemudian terjawab, dengan berjalannya waktu. Rata-rata pelaku
usaha yang saya temui adalah wirausaha muda yang berani, inovatif dan kreatif.
Sesuatu yang tak terpikirkan kemudian diwujudkan melalui usaha yang
menghasilkan omzet hingga ratusan juta rupiah.
Namun,
berapa banyak wirausaha yang ada? Data di Kementerian Koperasi dan Usaha UKM
mencatat hanya 2 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Bandingkan dengan
Malaysia yang memiliki 5 persen dan Thailand 4 persen dari total penduduk di
negara masing-masing. Jika dikelola dengan baik, hanya dalam kurun waktu tiga
tahun, sektor UKM bisa menyerap sekitar 77 juta tenaga kerja. Inovasi demi
inovasi yang dihadirkan tentu menciptakan lapangan kerja dan penyerapan tenaga
kerja semakin banyak. Dalam benak saya, jika ini terjadi, tentu pengangguran
semakin berkurang. Saya sendiri hingga kini belum berani menjadi wirausaha.
Terlalu banyak kekuatiran yang terbayang. Padahal, melangkah untuk memulai
usaha saja belum saya lakukan. Kala itu saya sempat berpikir, andaikan ada
wadah bagi wirausaha dan saya mengetahui komitmen pemerintah bagi wirausaha,
mungkin niat saya mulai kuat. Permasalahan permodalan hingga pemasaran merupakan hal mendasar yang
saya alami.
Diskusi AMPUH |
Niat untuk memulai usaha seakan mendapat titik terang
saat saya hadir di Forum Berbagi Info (FBI) yang dilaksanakan oleh Anak Muda
Punya Usaha (AMPUH) pada Jumat, 23 Maret di Cikini, Jakarta. Mengapa
anak muda? Dimas Oky Nugroho, pendiri AMPUH mengatakan anak-anak muda Indonesia
tidak kalah kualitasnya dengan anak muda negara maju. Bahkan dalam hal industri
kreatif. Menurut Dimas, hanya anak muda yang berjiwa entrepreunerur yang bisa
membawa perubahan di era globalisasi, khususnya di MEA. “Wirausaha mewujudkan
nasionalisme anak-anak muda,” katanya. Permasalahan permodalan teryata tak hanya saya alami.
Tapi ini adalah pemikiran umum yang kerap dialami. Tapi, jika ada bantuan
pemerintah, urusan permodalan menjadi terbantu.
Braman Setyo, Deputi III Bidang
Pembiayaan Kementerian Komerasi dan UKM menyatakan
ada
tiga kendala yang kerap dialami wirausaha. Ketiga kendala itu meliputi
permodalan, tenaga kerja dan pemasaran. Pemerintah
menargetkan akan meningkatkan jumlah wirausahawan
muda. Ini tentu menjadi angin segar bagi wirausaha. Tahun 2017, kementerian
akan memfasilitasi 6200 wirausaha. Angka ini meningkat drastis dibandingkan
tahun ini yang hanya memfasilitasi 461 wirausaha. Teryata, kecilnya bantuan
yang diberikan tahun ini dikarenakan adanya efisiensi anggaran.
Dengan
adanya bantuan modal, wirausaha diharapkan akan bangkit. Sehingga tenaga kerja
yang terserap juga semakin banyak. Nantinya, dana
kapital yang akan diberikan sekitar Rp 20 juta per orang. Bagi wirausaha yang
berminat bisa mengajukan e-proposal. Hanya saja, e-proposal belum dapat diakses
hingga kini. Braman mengatakan proses perumusan e-proposal
masih dikerjakan hingga kini. Tahun depan, mekanisme penyaluran pembiayaan akan
dilakukan melalui seleksi sistem online.
Selain itu, masalah pemasaran hingga kini juga
menjadi salah satu masalah yang kerap dihadapi. Ini bisa dilakukan dengan
melakukan sinergitas dengan pelaku usaha seperti gerakan
AMPUH. Dengan adanya Galeri Indonesia Wow yang terbuka untuk
umum, masyarakat bisa berdiskusi hingga
memamerkan karyanya. “Prinsipnya, tiada hari tanpa pameran,” kata Brahman.
Tapi
karya tidak selalu dipamerkan di gedung atau ruang terbuka. Tapi bisa
dipamerkan melalui digital. Penjualan melalui sistem digital inilah yang telah
dilakukan oleh Nirwan Suwarso, sutradara kreatif, pakar marketing yang
menciptakan aplikasi mobile tv bernama SuperSoccer TV. Aplikasi ini didukung
sejumlah anak muda kreatif yang mahir di dunia IT dan desain.
Saat
diskusi, Mirwan Suwarso menceritakan usahanya tentang SuperSoccer.
Bagi pecinta bola, nama ini tentu tak asing. Tapi bagi orang yang tak terlalu
hobi sepakbola, seperti saya, nama itu terasa begitu asing. Kisah
Nirwan mengembangkan usaha ini, membuat saya takjub. Ia merupakan salah satu anak muda yang kreatif di bidang digital.
Usaha Digital
Melalui SuperSoccer
Saat acara, Mirwan menceritakan awal mula ia
mengembangkan SuperSoccer TV. Awalnya, Mirwan memiliki agensi di
tahun 2009. Agensi ini diminta untuk mengurus situs yang bernama
djarumsuper.com yang kala itu memiliki pengunjung mencapai
150 ribu pengunjung per tahun. Setelah dikelola dengan baik, jumlah pengunjung
menjadi 89 juta per tahun. Namun lama-kelamaan,
ada larangan rokok beriklan dan berafiliansi dengan olahraga. Larangan itu kemudian memunculkan inovasi terbaru. Terciptalah SuperSoccer
yang terlepas dari Djarum dan menjadi Perseroan Terbatas (PT) di tahun 2013. SuperSoccer
sama dengan online shop lainnya.
Awalnya,
mereka ingin
bekerjasama untuk liga Indonesia. Namun pertandingan kerap tidak tentu dan
penonton tak mau bayar apa-apa. “Ini malah jadi rumit,” katanya. Mirwan
dan timnya kemudian membuat games berbayar
yang diakses hingga 250 ribu orang. Para penggila games
bola, hanya membayar Rp 50 ribu per bulan. Games dikembangkan dari waktu
ke waktu sehingga para penggila bola
akan selalu membeli games tersebut. Dinamika pasar
Indonesia yang cepat, teryata mendorong kreatifitas Mirwan dan tim meningkat.
Target
pasar internasional menjadi target pasar yang kemudian dibidik oleh Mirwan. Dia
bahkan memasang iklan SuperSoccer
saat pertandingan liga Inggris. Memasang iklan di pertandingan liga Inggris? Tapi,
teryata karena target pasar Internasional, hal itu menjadi sesuatu yang harus dilakukan. Berkat kerjakerasnya dan tim, per April, aplikasi SuperSoccer
sudah dapat dibeli di Timur Tengah. Bahkan ada di 13 negara lainnya seperti
Jerman, Australia dan Italia yang telah mengembangkan aplikasi Supersoccer di playstore.
Perkembangan usaha tidak sampai disitu, pihaknya
kemudian membuka lowongan untuk menerjemahkan produk ke bahasa Arab. Tak
diduga, email pelamar yang masuk mencapai 200 orang. Para pelamar bisa
berbahasa Arab dan tinggal di Indonesia. Hanya itu saja? Teryata inovasi terus
dilakukan dari waktu ke waktu. Setelah melihat statistik pengunjung
Suppersoccer, kemudian muncullah forum-forum yang diisi para wirausaha muda
yang kemudian memulkan tiga produk yang terkait sepakbola. Inovasi demi inovasi
yang dikembangkan secara kreatif melalui digital, membuka peluang lebih besar
untuk wirausaha muda. Alhasil, lowongan kerja semakin bertambah, pengangguran
pun semakin berkurang.
Dan, setelah saya mengikuti diskusi demi diskusi,
rencana menjadi wirausaha semakin kuat. Ada harapan yang kemudian muncul. Tapi
saya berharap, harapan ini juga dialami para pembaca yang berniat wirausaha
tapi masih belum berani untuk melangkah. Langkah menuju kesuksesan …
Semangaaaat... bener banget Mbak.. dengan ikut diskusi ttng bisnis atau usaha, kita jadi motivasi utk berbisnis pula...:)
Reply DeleteIyaa mba. Motivasi bisa datang dari mana saja, mba Yulia :). Makasih
Reply Deleteboleh dipakai nih kata-katanya, ampuh sebagai anak muda punya usaha, keren
Reply DeleteHarapannya, penulis dan pembaca nanti juga akan punya usaha sendiri. Hihhii
Reply DeleteMakasih mba
Acaranya keren mbak. Bikin termotivasi :)
Reply DeleteAlhamdulillaah bener, mba :)
Reply Deletekeren banget tuh supersoccer
Reply Deletegood luck supersoccer
bener :)
Reply Deletewah memang kita harus berinovasi, kreatif menjelang MEA ya, kalau gak wah bisa kalah dg negara lain
Reply DeleteMoga inovasi dan kreatif selalu bersama kita ya mba Tora :)
Reply DeleteTernyata masi sedikit yah mba, moga bisa punya usaha sendiri yaaa kita mbaa, amin.. Ngga berhenti utk kreatif ^^
Reply DeleteAmiin amiin
Reply DeleteSelalu ada peluang jika kita bisa dan mau :)
Dulu org tua takut klo anaknya mau jadi pedagang. Sekarang karna namanya udaj wirausaha, enterprenueur dan masifnya kampamye wirausaha anak muda ga malu lagi ya mba. Semoga makin tumbuh.
Reply DeleteMungkin masih dlihat dari gengsinya belum dianggap se wah orang kantoran kali ya mba :(
Reply DeleteBerwirausaha memang harus berani. Terutama nanggung rugi :-)
Reply DeleteNah, siap naggung rugi itu yang masih pe er, mba Leyla :)
Reply Deletetulisannya keren Mbak, lengkap, full data, paparan masalah dan tawaran solusi serta contoh wirausahawan yang sudah sukses seperti supersoccer. selamat mencoba di dunia baru Mbak, hehe
Reply DeleteWaah, ada mas Kiki. Hihiii. Makasih, mas Kiki :)
Reply DeleteKeinginan untuk menjadi pengusaha itu ada
Reply Deletetapi selalu mentok di bidang usaha apa yang mau dijalankan...
plin plan terus, hehehe modal juga selalu dibikin kendala :-P
Bener banget, mbaaa
Reply DeleteMoga ada titikterang ya. Biar bisa punya usaha sendiri, mba :)
Saya setuju Mbak. Sekarang anak2 muda Indonesia tak kalah sama anak2 muda di negara2 maju. Btw, tema postingan kita sama. Saya baru2 buat 2 postingan ttg UMKM dan digitalpreneurship, baru mau nulis yang ketiganya. Nara sumbernya datang dari Jakarta, pionir digitalpreneurship Indonesia dan yang satunya founder Orami dot Com, keren deh, Mbak.
Reply DeleteIyaa anak muda kita kan emang keren-keren :)
Reply DeleteWah iya sama ya. Ntar insyaAllah aku mampir ya, mba Niar. Aku senang buat tentang tema usaha sih, mba Niar :) Makasih mba
Waaah memotivasi banget ya ini Mak untuk bikin usaha sendiri. Keren acaranyaaa
Reply DeleteSiaaaapp :)
Reply DeleteJadi semangat untuk menjadi wirausah.
Reply DeleteYuuk, semangat mba Liswanti :)
Reply Deletehayuuk, jadi wirausahawan Mba
Reply DeleteAaamin amiin .. yukk mbaaa Milda ...
Reply DeleteSalut sama inovasi Supersoccer,mereka bisa menerabas kendala dengan ide briliannya.
Reply DeleteIyaa mba. Kata orang kreatip :p
Reply DeleteWah iya tuh mbak jadi nambah banyak tuh ilmunya,.
Reply Deletebanget :)
Reply Delete